Selamat datang di Tahun 2010.....kalian harus memiliki semangat baru dalam belajar...Nich ibu ada Tugas yang menantang......poskan di komentar blok berkelompok paling lambat pertengahan januari....Pilih salah satu ya.....
1.Ikan Patin Biota Batang Hari
2.Budidaya Ikan patin
3.Udang Sungai batang hari
4.Ekosistem Batang Hari
5.Hewan Air Pada Sungai Batang hari
Berkelompok sertakan kelas n nama
Jumat, 01 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
itu mau d apain bu ?
BalasHapuscari apanya ?
Anggota Kelompok:
BalasHapus1.Kevin Kurniawan
2.Kunarto A.G.
3.Martin Oenang
4.Prasetio Wilfandi
XC
BUDIDAYA IKAN PATIN
1. SEJARAH SINGKAT
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak
dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan
patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan
ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam
usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae,ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“ tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini. Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil,mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish).Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba
2. JENIS
Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut:
Ordo : Ostarioplaysi.
Subordo : Siluriodea.
Famili : Pangasidae.
Genus : Pangasius.
Spesies : Pangasius pangasius Ham. Buch.
Kerabat patin di Indonesia terdapat cukup banyak, diantaranya:
1. Pangasius polyuranodo (ikan juaro)
2. Pangasius macronema
3. Pangasius micronemus
4. Pangasius nasutus
5. Pangasius nieuwenhuisii
3.. MANFAAT
1. Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2. Sebagai ikan hias.
4. PERSYARATAN LOKASI
1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor
sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3. Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka
lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus
diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan
penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
5. Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara
26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
6. Keasaman air berkisar antara: 6,5–7.
LANJUTAN
BalasHapusAnggota kelompok:
1.Kevin Kurniawan
2.Kunarto A.G.
3.Martin Oenang
4.Prasetio Wilfandi
XC
5. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Budidaya ikan patin meliputi beberapa kegiatan, secara garis besar dibagi menjadi 2 kegiatan yaitu pembenihan dan pembesaran. Kedua jenis kegiatan ini umumnya belum populer dilakukan oleh masyarakat, karena umumnya masih mengandalkan kegiatan penangkapan di alam (sungai, situ, waduk, dan lain-lain) untuk memenuhi kebutuhan akan ikan patin.Kegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu.Produk akhirnya berupa benih berukuran tertentu, yang umumnya adalah benih selepas masa pendederan. Benih ikan patin dapat diperoleh dari hasil tangkapan di perairan umum.Biasanya menjelang musim kemarau pada pagi hari dengan menggunakan alat tangkap jala atau jaring. Benih dapat juga dibeli dari Balai Pemeliharaan Air Tawar di Jawa Barat. Benih dikumpulkan dalam suatu wadah, dan dirawat dengan hati-hati selama 2 minggu. Jika air dalam penampungan sudah kotor, harus segera diganti dengan air bersih, dan usahakan terhindar dari sengatan matahari. Sebelum benih ditebar, dipelihara dulu dalam jaring selama 1 bulan,selanjutnya dipindahkan ke dalam hampang yang sudah disiapkan. Secara garis besar usaha pembenihan ikan patin meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pemilihan calon induk siap pijah.
2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,yaitu ikan mas.
3. Kawin suntik (induce breeding).
4. Pengurutan (striping).
5. Penetasan telur.
6. Perawatan larva.
7. Pendederan.
8. Pemanenan.
Pada usaha budidaya yang semakin berkembang, tempat pembenihan dan pembesaran sering
kali dipisahkan dengan jarak yang agak jauh. Pemindahan benih dari tempat pembenihan ke
tempat pembesaran memerlukan penanganan khusus agar benih selamat. Keberhasilan
transportasi benih ikan biasanya sangat erat kaitannya dengan kondisi fisik maupun kimia air,terutama menyangkut oksigen terlarut, NH3, CO2 , pH, dan suhu air.
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
1. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai
contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
2. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk
dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m 2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan
pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam
pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.
3. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m 2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m 2 per petak.
Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik.
LANJUTAN
BalasHapusAnggota Kelompok:
1.Kevin Kurniawan
2.Kunarto A.G.
3.Martin Oenang
4.Prasetio Wilfandi
XC
Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
2. Pembibitan
1. Menyiapkan Bibit
Bibit yang hendak dipijahkan bisa berasal dari hasil pemeliharaan dikolam sejak kecil atau hasil tangkapan dialam ketika musim pemijahan tiba. Induk yang ideal adalah dari kawanan patin dewasa hasil pembesaran dikolam
sehingga dapat dipilihkan induk yang benar-benar berkualitas baik.
2. Perlakuan dan Perawatan Bibit
Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus di dalam sangkar terapung. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan khusus yang banyak mengandung protein. Upaya untuk memperoleh induk matang telur yang pernah dilakukan oleh Sub Balai Penelitian Perikanan Air
Tawar Palembang adalah dengan memberikan makanan berbentuk gumpalan (pasta) dari bahan-bahan pembuat makanan ayam dengan komposisi tepung ikan 35%, dedak halus 30%, menir beras 25%, tepung kedelai 10%, serta
vitamin dan mineral 0,5%. Makanan diberikan lima hari dalam seminggu sebanyak 5% setiap hari dengan pembagian pagi hari 2,5% dan sore hari 2,5%. Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot
ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.
Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah
sebagai berikut :
1. Induk betina
- Umur tiga tahun.
- Ukuran 1,5–2 kg.
- Perut membesar ke arah anus.
- Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
- Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
- Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
- kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir
telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.
2. Induk jantan
- Umur dua tahun.
- Ukuran 1,5–2 kg.
- Kulit perut lembek dan tipis.
- Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.
- Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm. Setiap akuarium
diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen
untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana. Benih umur
sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan
tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk. Pembesaran ikan patin dapat dilakukan di kolam, di jala apung, melalui sistem pen dan dalam karamba.
LANJUTAN
BalasHapusAnggota Kelompok:
1.Kevin Kurniawan
2.Kunarto A.G.
3.Martin Oenang
4.Prasetio Wilfandi
XC
1. Pembesaran ikan patin di kolam
dapat dilakukan melalui sistem
monokultur maupun polikultur.
2. Pada pembesaran ikan patin di jala
apung, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah: lokasi
pemeliharaan,bagaimana cara
menggunakan jala apung, bagaimana
kondisi perairan dan kualitas
airnya serta proses pembesarannya.
3. Pada pembesaran ikan patin sistem
pen, perlu diperhatikan: pemilihan
lokasi, kualitas air, bagaimana
penerapan sistem tersebut,
penebaran benih, dan pemberian
pakan serta pengontrolan dan
pemanenannya.
4. Pada pembesaran ikan patin di
karamba, perlu diperhatikan
masalah: pemilihan lokasi, penebaran
benih, pemberian pakan tambahan,
pengontrolan dan pemanenan. Hampang
dapat terbuat dari jaring, karet,
bambu atau ram kawat yang
dilengkapi dengan tiang atau
tunggak yang ditancapkan ke dasar
perairan.Lokasi yang cocok untuk
pemasangan hampang :
kedalaman air ± 0,5-3 dengan
fluktuasi kedalaman tidak lebih
dari 50 cm, arus tidak terlalu
deras, tetapi cukup untuk sirkulasi
air dalam hampang. Perairan tidak
tercemar dan dasarnya sedikit
berlumpur.Terhindar dari gelombang
dan angin yang kencang serta
terhindar dari hama,penyakit dan
predator(pemangsa). Pada perairan
yang dasarnya berbatu,harus
digunakan pemberat untuk membantu
mengencangkan jaring. Jarak antara
tiang bambu/kayu sekitar 0,5-1 m.
3. Pemeliharaan Pembesaran
1. Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam,yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyakbanyaknya.Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m2
2. Pemberian Pakan
Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan
kenaikan berat badan ikan dalam hampang. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (smpel).
3. Pemeliharaan Kolam dan Tambak
Selama pemeliharaan, ikan dapat diberi makanan tambahan berupa pellet setiap hari dan dapat pula diberikan ikan-ikan kecil/sisa (ikan rucah) ataupun sisa dapur yang diberikan 3-4 hari sekali untuk perangsang nafsu makannya
LANJUTAN
BalasHapusAnggota Kelompok:
1.Kevin Kurniawan
2.Kunarto A.G.
3.Martin Oenang
4.Prasetio Wilfandi
XC
HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung hama yang mungkin menyerang antara
lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Hama serupa juga terdapat
pada usaha pembesaran patin sistem hampang (pen) dan karamba. Karamba yang
ditanam di dasar perairan relatif aman dari serangan hama. Pada pembesaran ikan
patin di jala apung (sistem sangkar ada hama berupa ikan buntal (Tetraodon sp.)
yang merusak jala dan memangsa ikan. Hama lain berupa ikan liar pemangsa adalah
udang, dan seluang (Rasbora). Ikan-ikan kecil yang masuk kedalam wadah budidaya
akan menjadi pesaing ikan patin dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen.
Untuk menghindari serangan hama pada pembesaran di jala apung (rakit) sebaiknya
ditempatkan jauh dari pantai. Biasanya pinggiran waduk atau danau merupakan
markas tempat bersarangnya hama, karena itu sebaiknya semak belukar yang tumbuh
di pinggir dan disekitar lokasi dibersihkan secara rutin. Cara untuk menghindari dari
serangan burung bangau (Lepto-tilus javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbo
sinensis), blekok (Ramphalcyon capensis capensis) adalah dengan menutupi bagian
atas wadah budi daya dengan lembararan jaring dan memasang kantong jaring
tambahan di luar kantong jaring budi daya. Mata jaring dari kantong jaring bagian luar
ini dibuat lebih besar. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat masuk, ikan
patin juga tidak akan berlompatan keluar.
2. Penyakit
Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi
adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen.
Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya
timbul karena gangguan organisme patogen.
1. Penyakit akibat infeksi Organisme patogen yang menyebabkan infeksi
biasanya berupa parasit, jamur, bakteri, dan virus. Produksi benih ikan patin secara masal masih menemui beberapa kendala antara lain karena sering mendapat serangan parasit Ichthyoptirus multifilis (white spot) sehingga banyak benih patin yang mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan Dalam usaha pembesaran patin belum ada laporan yang mengungkapkan secara lengkap serangan penyakit pada ikan patin, untuk pencegahan,beberapa penyakit akibat infeksi berikut ini sebaiknya diperhatikan.
1. Penyakit parasit
Penyakit white spot (bintik putih)disebabkan oleh parasit dari bangsa protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis Foquet. Pengendalian:
menggunakan metil biru atau methilene blue konsentrasi 1% (satu gram metil biru dalam 100 cc air). Ikan yang sakit dimasukkan ke
dalam bak air yang bersih, kemudian kedalamnya masukkan larutan
tadi. Ikan dibiarkan dalam larutan selama 24 jam. Lakukan pengobatan berulang-ulang selama tiga kali dengan selang waktu sehari.
2. Penyakit jamur
Penyakit jamur biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan.Penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan.Penyebab penyakit jamur adalah Saprolegnia sp. dan Achlya sp. Pada kondisi air yang jelek, kemungkinan patin terserang jamur lebih besar.Pencegahan penyakit jamur dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas air agar kondisinya selalu ideal bagi kehidupan ikan patin.Ikan yang terlanjur sakit harus segera diobati. Obat yang biasanya dipakai adalah malachyt green oxalate sejumlah 2 –3 g/m air (1 liter)
selama 30 menit. Caranya rendam ikan yang sakit dengan larutan tadi, dan di ulang sampai tiga hari berturut- turut.
3. Penyakit bakteri
Penyakit bakteri juga menjadi ancaman bagi ikan patin. Bakteri yang sering menyerang adalah Aeromonas sp. dan Pseudo-monas sp. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama di bagian dada, perut, dan pangkal sirip. Penyakit bakteri yang mungkin menyerang ikan patin adalah penyakit bakteri yang juga biasa menyerang ikan-ikan air tawar jenis lainnya, yaitu Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp.
LANJUTAN
BalasHapusAnggota Kelompok:
1.Kevin Kurniawan
2.Kunarto A.G.
3.Martin Oenang
4.Prasetio Wilfandi
XC
2. Penyakit non-infeksi
Penyakit non-infeksi banyak diketemukan adalah keracunan dan kurang
gizi.Keracunan disebabkan oleh banyak faktor seperti pada pemberian pakan
yang berjamur dan berkuman atau karena pencemaran lingkungan perairan.
Gajala keracunan dapat diidentifikasi dari tingkah laku ikan. - Ikan akan
lemah, berenang megap-megap dipermukaan air. Pada kasus yang berbahaya,
ikan berenang terbalik dan mati. Pada kasus kurang gizi, ikan tampak kurus
dan kepala terlihat lebih besar, tidak seimbang dengan ukuran tubuh, kurang
lincah dan berkembang tidak normal.
�� Kendala yang sering dihadapi adalah serangan parasit Ichthyoptirus
multifilis (white spot) mengakibatkan banyak benih mati, terutama
benih yang berumur 1-2 bulan.
�� Penyakit ini dapat membunuh ikan dalam waktu singkat.
�� Organisme ini menempel pada tubuh ikan secara bergerombol sampai
ratusan jumlahnya sehingga akan terlihat seperti bintik-bintik putih.
�� Tempat yang disukai adalah di bawah selaput lendir sekaligus merusak
selaput lendir tersebut.
8. PANEN
1. Penangkapan
Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan
mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian
bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan
terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap
mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.
2. Pembersihan
Ikan patin yang dipelihara dalam hampang dapat dipanen setelah 6 bulan. Untuk
melihat hasil yang diperoleh, dari benih yang ditebarkan pada waktu awal dengan
berat 8-12 gram/ekor, setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor.
Pemungutan hasil dapat dilakukan dengan menggunakan jala sebanyak 2-3 buah dan
tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2-3 orang.
Anggota Kelompok:
BalasHapus1) Gisela Delicia
2) Hilarya Sintya
3) Novianti
4) V.E.Salvera Arnoldy
XE
Ikan Patin Biota Batanghari
Provinsi Jambi memiliki potensi perikanan budidaya yang cukup besar terutama untuk pengembagan budiday air tawar dan air payau (tambak), namun tingkat pemanfaatan areal relatif masih rendah. Potensi budidaya air taawar yang meliputi kolam tercatat 5.035 ha dengan tingkat pemanfaatan pada tahun 2005 sebesar 1.425 ha (28.3 %) dan budidaya di karamba/KJA sebesar 115.000 unit dengan tingkat pemanfaatan 7.965 unit (6.9 %). Sedangkan potensi tambak sebesar 18.000 ha dengan tingkat pemanfaatan 1.812 ha (10.1 %). Komoditas utama yang dikembangkan untuk budidaya air tawar adalah ikan Patin dan Nila, sedangkan untuk budidaya air payau adalah ikan bandeng dan udang.
Perkembangan usaha budidaya patin di Provinsi Jambi mengalami peningkatan yang cukup berarti terutama telah berhasil memanfaatkan lahan marginal secara produktif dengan tingkat pencapaian produksi rata-rata 50 ton/ha/Musim Tanam atau 100 Ton/ha/tahun.
Jenis patin yang dibudidayakan adalah Patin Siam (Pangasius Hypopthalmus) karena spesies ini memiliki kemampuan mentolerir kondisi perairan yang jelek. Dengan potensi lahan yang cukup besar dan tingkat produksi ikan yang tinggi namun permintaan pasar yang sampai saat ini baru terbatas hanya untuk konsumsi dalam daerah (lokal), perlu diupayakan spesies lain yang memiliki peluang ekspor.
Ikan patin Jambi (Jambal)( Pangasius djambal ) yang merupakan salah satu jenis ikan asli dari Indonesia termasuk ikan Unggulan lokasl dari sungai Batanghari Provinsi Jambi yang merupakan sungai terpanjang di Sumatera, memiliki prospek sebagai komoditi ekspor dengan dagingnya yang berwarna putih, hampir sama dengan Pangasius bocourti yang merupakan komoditas ekspor dari Taiwan . Populasi Ikan Patin Jambal saat ini di alam semakin menurun sebagai akibat tingginya intensitas penangkapan.
Tujuan
Tujuan pengembangan budidaya patin Jambal di Provinsi Jambi antara lain adalah :
1. Meningkatkan pendapatan, pertumbuhan ekonomi masyarakat serta devisa negara
2. Meningkatkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
3. Memanfaatkan potensi komoditas unggulan lokasl untuk peluang ekspor
4. Mempertahankan kelestarian spesies Patin Jambal dari perairan umum sungai batanghari.
Sasaran
Sasaran yang ingin di capai di prioritaskan untuk mendukung suksesnya pelaksanaan program RPPK( Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ) yang telah dicanangkan Presiden RI pada tanggal 11 Juni 2005 di waduk Jatiluhur Jawa Barat Produk untuk mendukung 3 pilar Pembangunan Nasional yaitu Pertumbuhan Ekonomi (pro-growth), Pertumbuhan lapangan kerja (pro-job) dan pengentasan kemiskinan (pro-poor) untuk periode jangka pendek tahun 2006-2010. Pada tahun terakhir Revitalisasi (2010) sasaran pengembangan budidaya Patin Jambal adalah sebagai berikut :
* Berkembangnya usaha budidaya Patin Jambal dikaramba/KJA sebanyak 10.000 unit pada tahun 2010
* Tercapainya tingkat produksi Patin Jambal sebesar 50 ton/hari
* Penyerapan tenaga kerja sebanyak 2500 KK dengan perhitungan bahwa jumlah kepemilikan karamba/KJA bagi setiap pembudidaya untuk skala ekonomis minimal 4 unit
* Tercapainya peningkatan pendapatan pembudidaya patin jambal sebesar Rp. 2.250.000/bulan untuk kepemilikan 4 unit karamba/KJA
* Tercapainya devisa negara sebesar US$ 18.000/tahun (perhitungan harga per kg sebesar US $ 3. dan volume yang bisa di ekspor dari volume produksi.
Anggota Kelompok:
BalasHapus1) Gisela Delicia
2) Hilarya Sintya
3) Novianti
4) V.E.Salvera Arnoldy
XE
next comment
BIOLOGI IKAN PATIN JAMBAL
Ciri – ciri Morfologi
1. Kepala
* Rasio panjang standar/panjang kepala 4,12 cm
* Kepala relatif panjang, melebar kearah punggung
* Mata berukuran sedang pada sisi kepala Lubang hidung relatif membesar
* Mulut subterminal relatif kecil dan melebar ke samping
* Gigi tajam dan sungut mencapai belakang mata
* Jarak antara ujung moncong dengan tepi mata lebih panjang
2. Badan
* Rasio panjang standar / tinggi badan 3.0 cm
* Tubuh relatif memanjang
* Warna punggung abu-abu kehitaman, pucat pada bagian perut dan sisip transparan
* Perut lebih lebar dibandingkan panjang kepala
* Jarak sirip perut ke ujung moncong relatif panjang
Sifat Reproduksi
1. Sifat Reproduksi Induk :
* Fecunditas (jumlah telur) rata 8.500 butir/kg bobot badan
* Diameter telur 1.66-1.92 mm
* Panjang larva 4.7 mm
* Umur matang kelamin pertama, ikan jantan 1-2 tahun dan betina 3 tahun.
2. Sifat larva/benih :
* Tidak kanibal seperti larva ikan Patin Siam
* Pakan awal dapat berupa artemia, tubifex, moina dan pakan buatan (patin siam hanya artemia)
* Konversi pakan benih ukuran bobot (6-25 gram) adalah 0.5-0.8
* Pertumbuhan lebih cepat (2.5-3 kali Patin Siam )
* Pemijahan melalui penyuntikan hormon goandotropin (ovaprim)
PROSPEK PENGEMBANGAN
Sasaran Areal dan Sentra Kawasan
Sesuai dengan habitat aslinya dimana komoditi ikan patin jambal merupakan yang berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari, maka untuk tahap pertama pengembangan budidayanya di fokuskan hanya di 2 kabupaten yaitu kabupaten Muaro Jambi dan Batanghari, sedangkan pengembangannya adalah di kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kota Jambi dengan sasaran areal di targetkan sebesar 10.000 unit (hanya 8.7 % dari potensi pengembangan karamaba/KJA Provinsi Jambi sebesar 115.000 unit ).
idak tertutup kemungkinan pengembangannya bagi kabupaten lain karena hampir seluruh kabupaten/kota (kecuali Kabupaten Kerinci) di lewati DAS Batanghari.
Kebijakan pengembangan areal dilaksanakan melalui pendekatan kawasan dan sentra kawasan dan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2006. Diharapkan pada tahun terakhir tahap pelaksanaan Program Revitalisasi Jangka Pendek ( Tahun 2010), sasaran areal 10.000 unit karamba/KJA Patin Jambal telah berkembang di Provinsi Jambi.
Anggota Kelompok:
BalasHapus1) Gisela Delicia
2) Hilarya Sintya
3) Novianti
4) V.E.Salvera Arnoldy
XE
next comment
Aspek Teknis
Secara teknis, ikan Patin Jambal memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan dalam suatu kegiatan budiday karena berdasarkan hasil penelitian ikan ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan Patin Siam sehingga menjadikannya memiliki nilai ekonomis sebagai ikan budidaya antara lain :
* Laju pertumbuhan lebih cepat
* Larvanya tidak bersifat kanibal sebagaimana Patin Siam
* Pakan untuk Patin Jambal tidak harus menggunakan artemia yang harganya relatif mahal
* Daging ikan Patin Jambi lebih endak dan berwarna putih sehingga memiliki peluang untuk pemasaran yang lebih luas sebagai komoditi ekspor.
Pada tahun 1997, Balai penelitian Perikanan Air Tawar Sukamandi untuk pertama kalinya telah berhasil melakukan pemijahan Patin Jambal melalui tekni pemijahan buatan. Keberhasilan tersebut memberikan peluang yang besar untuk pembudidaya ikan Patin Jambal karena adanya jaminan penyediaan benih secara kontinyu yang merupakan salah satu persyaratan untuk kelangsungan suatu usaha budidaya. Saat ini BBAT Jambi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya untuk wilayah Sumatera telah berhasil dalam teknologi pembenihan dan pendederan larva dan dapat dikembangkan di BBIS/BBI lokal serta UPR yang ada.
Aspek Sosial Ekonomis
Penertiban Illegal Logging yang dengan terpaksa harus dilakukan oleh pemerintah daerah karena kerusakan yang sudah sangat parah, telah menyebabkan terjadinya dampak sosial yakni peningkata jumlah pengangguran dan kemiskinan karena sebagian besar masyarakat di sepanjang DAS sungai batanghari adalah karyawan / buruh pabril PT. PLYWOOD yang sekarang sudah tutup karena kekurangan bahan baku.
Usaha pembudidayaan Patin Jambal dikaramba/KJA sepanjang DAS Batanghari yang dekat dengan kawasan perumahan penduduk secara ekonomis dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan keluarga. Dengan kepemilikan karamba/KJA minimal 4 unit/KK, maka para pembudidaya akan dapat memperoleh pendapatan sebesar rata-rata Rp.2.250.000,- suatu jumlah yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Upah Minimum Regional ( UMR ).
Disamping itu usaha budidaya adalah pekerjaan yang tidak berat dan dapat dikerjakan oleh ibu rumah tangga terutama dalam hal pemberian pakan selama pemeliharaan.
Anggota Kelompok:
BalasHapus1) Gisela Delicia
2) Hilarya Sintya
3) Novianti
4) V.E.Salvera Arnoldy
XE
next comment
Aspek Finansial
Untuk pengembangan pembudidayaan ikan Patin Jambal di karamba/KJA sepanjang DAS Batanghari didalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat bidang, di perlukan modal investasi untuk pembuatan konstruksi karamba/KJA dan Modal kerja untuk pengadaan benih dan pakan ikan serta obat-obatan.
Analisa usaha untuk 4 unit karamba/KJA sebagai jumlah kepemilikan minimal bagi para pembudidaya untuk usaha skala ekonomis adalah sebagai berikut :
Analisa Usaha Patin Jambal
Investasi
* Pembuatan karamba/KJA ukuran 4 x 3 x 2 m , 4 unit @ Rp. 2.500.000 Rp. 10.000.000,-
* Modal Kerja Rp. 20.000.000,-
* Benih ikan 6.000 ekor @ Rp.300 Rp. 1.800.000,-
* Pakan ikan 5.600 kg @ Rp.3.300 Rp. 18.150.000,-
* Peralatan dan obat – obatan Rp. 50.000,-
Keragaan Produksi
* Padat penebaran 1.500 ekor/unit
* Masa pemeliharaan 5 – 6 bulan
* SR (Survival Rate) 90 %
* Ukuran panen 750 gram / ekor
* Produksi 1.000 Kg/unit/MT
Penerimaan
* Produksi Patin 4 Unit x 1.000 kg 4.000 Kg
* Harga Jual / Kg Rp. 8.000,-
* Pendapatan Kotor Rp. 32.000.000,-
* Pengeluaran Rp. 21.000.000,-
* Biaya Operasional Rp. 20.000.000,-
* Penyusutan 10% / Musim tanam Rp. 1.000.000,-
* Pendapatan bersih /Musim Tanam Rp. 11.000.000,-
Pendapatan bersih / bulan Rp. 1.830.000,-
Jumlah biaya yang dibutuhkan sampai akhir tahun Revitalisasi (2010) untuk mengembangkan sampai 10.000 unit karamba/KJA Patin Jambal adalah Rp.75.000.000.000,- ( Tujuh puluh lima miliar rupiah ) atau Rp. 7.550.000,- / unit, terdiri dari modal investasi untuk konstruksi sebesar Rp. 25.000.000.000,- ( dua puluh lima miliar rupiah ) dan biaya modal kerja Rp. 50.000.000.000 ( Lima puluh miliar rupiah ).
Untuk tahun 2006 ditargetkan pengembangan sebanyak 1.250 unit, dengan demikian dibutuhkan biaya sebesar Rp. 9.375.000.000,- (Sembilan milyar tiga ratus tujuh puluh lima juta rupiah).
Anggota Kelompok:
BalasHapus1) Gisela Delicia
2) Hilarya Sintya
3) Novianti
4) V.E.Salvera Arnoldy
XE
next comment
Aspek Kemitraan
Dukungan dana penguatan modal baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sangat terbatas jumlahnya sehingga peranan dari berbagai pihak sangat diperlukan baik dari dunia usaha / perusahaan perikanan maupun perbankan, untuk menjali kemitraan dengan kelompok pembudidaya ikan ( POKDAKAN) dalam kawasan melalui pola inti plasma.
Kemitraan inti-plasma disusun berdasarkan pola kerjasama yang saling menguntungkan (Symbiose mutualisme) antara mitra selaku Inti dengan kelompok pembudidaya ikan selaku Plasma harus berada pada posisi sentra untuk saling bahu membahu yang saling menguntungkan Hak dan Kewajiban masing – masing pihak antara lain :
Plasma
Hak :
* Dengan bantuan dan jaminan perusahaan inti mendapat kredit dari perbankan, baik untuk investasi atau modal kerja, kemudian setelah kredit pada bank lunas maka karamba/KJA akan menjadi milik pembudidaya ikan.
* Menikmati keuntungan dari usaha budidayanya, setelah di perhitungkan dengan tunjangan biaya hidup yang telah digunakan serta pembayaran angsuran kredit dan bunga
* Mendapatkan pelatihan serta bimbingan dari perusahaan ini dalam menjalankan usaha budidayanya.
Kewajiban :
* Membayar angsuran kredit dan bunganya kepada bank penyalur kredit
* Mengikuti ketentuan dan peraturan yang dibuat oleh perusahaan inti dan disepakati oleh plasma guna mencapai keberhasilan dalam usaha budidayanya
* Membeli kebutuhan sarana produksi dan peralatan budidaya untuk plasma melalui perusahaan inti, serta menjual hasil panennya melalui perusahaan inti.
Anggota Kelompok:
BalasHapus1) Gisela Delicia
2) Hilarya Sintya
3) Novianti
4) V.E.Salvera Arnoldy
XE
next comment
Perusahaan Inti
Hak :
* Perusahaan inti mempunyai hak untuk menyelenggarakan pengadaan seluruh kebutuhan plasma demi keberhasilan usaha budidaya plasma
* Melaksanakan pembelian hasil panen petani dan memprosesnya menjadi produk yang siap di ekspor
* Mengawasi pelaksanaan budidaya yang dilakukan oleh petani plasma demi keberhasilan usaha budidaya mereka
* Mengatur pengembalian kredit dan pembayaran bunga kepada bank penyalur kredit untuk pemutusan hubungan kerjasama dengan plasma yang dianggap melanggar ketentuan yang disepakati bersama.
Kewajiban :
* Melakukan pembuatan konstruksi karamba/KJA serta segala sarana pendukungnya
* Menyediakan kebutuhan dana pembudidaya plasma melalui penjaminan kepada bank penyalur kredit
* Menyediakan seluruh kebutuhan budidaya petani dan melaksanakan panen.
* Menyelenggarakan program pelatihan pembudidayaa ikan bagi plasma, bimbingan dan penyuluhan, serta research dan Development.
* Mengurus proses sertifikasi hak kepemilikan tanah oleh pembudidaya ikan plasma dari Badan Pertanahan Nasional ( BPN ).
Dengan kemitraan ini, diharapkan pada waktu petani plasma telah selesai melunasi segala kewajiban angsuran dan bunga pinjaman dari bank maka kolam beserta segala fasilitasnya menjadi milik pembudidaya ikan plasma atas tanah yang telah dimiliki sertifikat hak milik yang dikeluarkan BPN.
Beberapa perusahaan telah bersedia menjadi mitra pembudidaya Patin Jambal di Provinsi Jambi adalah PT. BENECOM ( Jakarta ), PT. Mitra Manggalindo ( Jakarta ) dan PT. Sumber Laut Utama ( Kuala Tungkal – Jambi ).
Anggota Kelompok:
BalasHapus1) Gisela Delicia
2) Hilarya Sintya
3) Novianti
4) V.E.Salvera Arnoldy
XE
next comment
PRASARANA / SARANA PENUNJANG
Prasarana / sarana penunjang yang telah tersedia dalam pengembangan budidaya Patin Jambal di Provinsi Jambi antara lain adalah :
1. BBAT Jambi 1 Unit
2. BBIS Kerinci 1 Unit
3. BBI Lokal 10 Unit
4. UPR Patin Jambal 2 Unit
5. UPP 2 Unit
6. Mesin Pellet di kawasan budidaya Patin Jambal 3 Unit
7. Tiang Pancang 6 Unit
8. Escavator 1 Unit
Beberapa faktor pendukung lainnya untuk pengembangan Patin Ekspor adalah sebagai berikut :
1. Sumber Utama Produksi benih ikan Patin Jambal berada di Provinsi Jambi yaitu BBAT Sungai Gelam dengan stock induk 1.200 ekor dan produksi benih 200.000 ekor perbulan
2. Teknologi budidaya ikan Patin sudah dikuasai oleh para pembudidaya ikan di karamba/KJA
3. Minat masyarakat untuk budidaya ikan KJA sangat tinggi, karena tidak perlu membeli lahan dan relatif cepat menghasilkan ( quick yielding ), yakni dalam 3-4 bulan sudah panen, terlebih bagi eks-karyawan yang kena PHK
4. Secara kelembagaan telah terbentuk Unit Pelayanan Pengembangan (UPP) pada sentra – sentra produksi yaitu Sentra Budidaya Karamba Desa Pematang Jering dan Dessa Mendalo Laut di Kabupaten Muaro Jambi dan Desa Lubuk Ruso dan Desa Kubu Kanda di Kabupaten Batanghari
5. Dukungan sektor terkait seperti Dinas PU Provinsi Jambi telah membangun 4 Unit tiang pancang keramba dan akan dibangun tambahan 6 unit lagi.
6. Terdapat 2 (dua) perusahaan eksportir perikanan yang berminat menampung ikan Patin Jambal untuk di ekspor yaitu : PT. Sumber Utama Laut di Kuala Tungkal ( memiliki fasilitas Processing Plant ) dan PT. Mitra Manggalindo
7. Dukungan pemerintah pusat untuk penyediaan dana pendampingan.
Anggota Kelompok:
BalasHapus1) Gisela Delicia
2) Hilarya Sintya
3) Novianti
4) V.E.Salvera Arnoldy
XE
next comment
KENDALA DAN SOLUSI
Kendala
Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan Patin Jambal di Provinsi Jambi adalah pemenuhan kebutuhan benih, modal dan rendahnya sumberdaya manuisa. Dengan terbukannya peluang Patin Jambal sebagai komoditas budidaya unggul dan memenuhi persyaratan kualitas ekspor akan membuat para pembudidaya bergairah untuk membudidayakannya dan sebagai konsekuensinya permintaan akan benih semakin meningkat.
Walaupun teknologi pembenihan dan perawatan larva sudah tersedia namun produksinya belum dapat dilakukan secara massal karena masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam penyediaan benih ikan patin jambal secara massal antara lain :
1. Fekunditas (jumlah telur yang di hasilkan) induk relatif sedikit yaitu 8.500 butir / kg induk
2. Derajat pembuahan telur relatif rendah
3. Derajat penetasan telur relatif rendah yaitu antara 8-31 %
4. Sintasan larva dan benih relatif rendah, kurang dari 50 %
5. Ketahanan terhadap kondisi perairan yang jelek dan dengan kadar oksigen terlalu rendah
Kepemilikan modal para pembudidaya ikan sangat terbatas sehingga kapasitas usaha belum mencapai skala ekonomi komresial (umumnya satu pembudidaya memiliki satu unit karamba). Pengembangan budidaya Patin Jambal dikaramba/KJA merupakan usaha budidaya dengan teknologi intensif sehingga menghendaki padat modal dan padat teknologi. Kemampuan dana pemerintah baik dari pusat maupun daerah sangat terbatas sehingga perlu dukungan dari berbagai pihak baik perusahaan maupun perbankan untuk meningkatkan penyediaan modal.
Adanya gangguan pencemaran (aktual maupun potensial) bagi lingkungan perairan akan menjadi kendala dalam budidaya perikanan.
Pemenuhan kebutuhan pakan masih tergantung kepada produksi pabrik sehingga memerlukan pakan ikan alternatif pengganti dengan memproduksi
Anggota Kelompok:
BalasHapus1) Gisela Delicia
2) Hilarya Sintya
3) Novianti
4) V.E.Salvera Arnoldy
XE
next comment
Solusi
Teknologi pembenihan dan perawatan larva patin jambal baru tersedia di BBAT Jambi untuk wilayah sumatera sementara lahan pendederan yang dimiliki cukup terbatas sehingga perlu membina BBIS dan BBI Lokal serta UPR ( Unit Pembenihan Rakyat ) agar juga bis amelakukan kegiatan produksi benih Patin Jambal. Selanjutnya dikembangkan kawasan binaan benih sebagai Segmen ke 2 yang kegiatannya khusus mendederkan benih ± 1 inci dari BBAT, BBIS dan BBI Lokal / UPR selama + 1 ½ bulan sehingga menghasilkan benih ukuran 3 inchi yang merupakan ukuran minimal untuk di tebarkan di karamba/KJA
Mengalokasikan Dana Penguatan Modal untuk budidaya Patin Jambal baik melalui kemitraan maupun perbankan dengan target skala ekonomi sebanyak 4 unit / KK
Menetapkan PERDA Tata Ruang kawasan budidaya Patin dan mengalokasikan Pinjaman Penguatan Modal untuk substitusi kegiatan PETI
Menyalurkan bantuan mesin pembuat pakan untuk membuat sendiri pakan menggunakan bahan baku lokal agar harga pakan lebih murah.
Pengembangan usaha budidaya patin Jambal di Provinsi Jambi sangat prospektif terutama dalam rangka mendukung 3 (tiga) pilar Pembangunan Nasional yaitu pertumbuhan ekonomi (Pro-Growth), Peningkatan lapangan kerja (Pro-Job) dan Pengentasan Kemiskinan (Pro-Poor).
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKelas XC
BalasHapusAnggota kelompok:
1.Albert Irawan
2.Cecilia Tjia
3.Indah Friska
4.Jonly Gunawan
5.Sofian Efendi
6.Suma Pratiwi
Hewan Air Pada Sungai Batanghari
1. Udang Air Tawar
Jenis udang air tawar yang hidup di perairan Indonesia sangatlah banyak. Masing-masing dari mereka mempunyai ciri-ciri yang unik namun sama-sama sangat potensial unutk dibudidayakan dan dipasarkan. Banyak data statistik yang menyatakan udang adalah komoditas yang paling diminati sebagai makanan. Beberapa jenis udang air tawar:
a. Udang Galah, ciri-ciri:
- panjang maksimal tubuh 30 cm
- bentuk kerucut kepalanya memanjang
- berwarna biru kekuningan
- hidup di hilir sungai
b. Udang Lar, ciri-ciri:
- panjang maksimal tubuh 15 cm
- bentuk kerucut kepalanya pendek
- berwarna hijau kekuningan
- hidup di hilir sungai
c. Udang Palemon Merah, ciri-ciri:
- panjang maksimal tubuh 10 cm
- bentuk kerucut kepalanya menjulang ke atas
- berwarna kuning
- hidup di muara sungai
d. Udang Muara, ciri-ciri:
- panjang maksimal tubuh 9 cm
- bentuk kerucut kepalanya menjulang ke atas
- berwarna kuning dan berbintik hitam
- hidup di muara sungai
e. Udang Ragang, ciri-ciri:
- panjang maksimal tubuh 7 cm
- bentuk kerucut kepalanya lurus
- berwarna kuning kehijauan
- hidup di sungai
f. Udang Palemon Bening, ciri-ciri:
- panjang maksimal tubuh 6 cm
- bentuk kerucut kepalanya menjulang ke atas
- berwarna kuning
- hidup di muara sungai
g. Udang Beras, ciri-ciri:
- panjang maksimal tubuh 3 cm
- bentuk kerucut kepalanya melebihi panjang kepala
- berwarna kuning kejinggaan
- hidup di sungai dan danau
2. Ikan Gabus
Ikan gabus adalah sejenis ikan buas yang hidup di air tawar. Ciri-cirinya:
- berwarna coklat kehitaman
- bagian bawah perut berwarna cerah
- sisi badan mempunyai pita yang mengarah ke depan
- bentuk kepalanya menyerupai kepala ular sehingga dalam bahasa inggrisnya disebut Snakehead Murrel
3. Ikan Patin
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Ikan ini tidak membutuhkan perairan ynag mengalir untuk membongsorkan tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kanndungan oksigen rendah pun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini. Ciri-cirinya:
- berbadan besar untuk ukuran ikan tawar lokal
- berwarna putih seperti perak
- punggung berwarna kebiru-biruan
- kepala ikan patin relatif kecil
- mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah
- pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba
4. Ikan Lele
Ikan lele adalah ikan yang hidup di air tawar. Ciri khasnya:
- tubuhnya yang licin
- bentuk tubuh agak pipih memanjang
- memiliki sejenis kumis yang panjang, mencuat dari sekitar bagian mulutnya
Ikan marga Clarias ini dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan siripanus yang juga panjang, yang terkadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba(barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya.
5. Remis/Kerang Air Tawar
Remis adalah sekelompok kerang-kerangan kecil yang hidup di dasar perairan, khususnya dari genus Meretrix, famili Veneridae. Ciri-ciri:
- mempunyai cangkang yang kuat dan simetris
- bentuk cangkang agak bundar/memanjang
- permukaan periostrakum agak licin
- bagian dalam berwarna putih dan bagian luar berwarna abu-abu kecoklatan
- hidup membenamkan diri dalam substrat
- lebar cangkang dapat mencapai 3-4 cm
Kelas XC
BalasHapusAnggota kelompok:
1.Albert Irawan
2.Cecilia Tjia
3.Indah Friska
4.Jonly Gunawan
5.Sofian Efendi
6.Suma Pratiwi
LANJUTAN
Hewan Air Pada Sungai Batanghari
6. Lipan
Ciri-cirinya:
- tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas(25-100 segmen) terdiri atas kepala dan badan. Setiap segmen(ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai taring bisa(maksiliped). Pada ruas ketujuh, satu/kedua kaki memgalami modifikasi sebagai organ kopulasi
- pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek dua kelompok mata tunggal
- hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk
- respirasi dengan trakea yang tidak bercabang
- alat ekskresi berupa dua buah saluran malpighi
7. Ular Air Tawar
Ular air tawar adalah ular yang melakukan seluruh aktivitasnya di dalam air tawar.
8. Ikan Betok
Ikan betok adalah sejenis ikan air tawar yang hidup liar di kali, waduk, dan danau alam. Ciri-cirinya:
- sifatnya sebagai ikan pemangsa/karnivora
- mmeiliki warna agak gelap dengan warna kuning di bagian bawah tubuhnya garis-garis gelap melintang samar-samar di permukaan kulitnya
- ukuran tubuh kira-kira sebesar telapak tangan dengan ukuran maksimal 15 cm
- dalam keadaan normal menggunakan insang unuk bernapas, dalam keadaan ekstrim menggunakan labirynth yang dimilikinya untuk mengambil oksigen langsung di udara
- hanya bertahan di daratan beberapa jam saja
9. Ikan Seluang
Ikan seluang merupakan ikan air tawar yang mendiami kawasan air bertakung seperti rawa-rawa tasik, Danau Lombong, dan air mengalir seperti sungai dan anak sungai. Ciri-cirinya:
- mempunyai badan tirus yang kuat
- biasanya bergerak dalam kumpulan
- dapat membesar hingga ukuran 20 cm
- mampu hidup dalam air pada pH7
10. Ikan Bujuk
Ciri-cirinya:
- dapat mencapai ukuran panjang 40 cm
- kepala agak mencembung
- bercak besar gelap terdapat pada samping badan dan pita warna miring pada perutnya
- gigi vomer dan gigi palatine mempunyai deretan gigi bentuk taring di mana gigi-gigi kecilnya berpangkal
- 5 1/2 sisik antara gurat sisi dan bagian depan pangkal jari-jari sirip punggung
11. Ikan Nila
Ciri-cirinya:
- memiliki bentuk tubuh yang pipih ke arah vertikal dengan profit empat persegi panjang ke arah antero posterior
- mulut terletak di ujung hidung dan dapat disembulkan
- garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip ekor, punggung, dan dubur
- dapat hidup di perairan yang dalam dan luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal
- pada rahang terdapat bercak kehitaman
12. Ikan Mas
Ciri-cirinya:
- bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak
- mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala dan dapat disembulkan
- di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut
- di ujung di dalam mulut terdapat gigi kerongkongan yang terbentuk atas 3 baris gigi geraham
- sisiknya berukuran besar
- hampir seluruh tubuh ditutupi sisik
- letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sirip perut
- sirip punggung memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan di bagian akhir bergerigi
Kelas XC
BalasHapusAnggota kelompok:
1.Albert Irawan
2.Cecilia Tjia
3.Indah Friska
4.Jonly Gunawan
5.Sofian Efendi
6.Suma Pratiwi
LANJUTAN
Hewan Air Pada Sungai Batanghari
13. Ikan Mujair
Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar. Ciri-cirinya:
- bentuk badan pipih dengan warna abu-abu, coklat, atau hitam
- mempunyai kecepatan pertumbuhan yang relatif cepat
- panjang tubuh maksimal 40 cm
14. Hydra
Ciri-cirinya:
- hidup soliter(bebas berdiri sendiri)
- tubuh silindris dan bersifat fleksibel
- panjang 10-30 mm
- mulut berfungsi sebagai anus
- di sekitar mulut terdapat mutakel-mutakel
- Hydra viridis berwarna hijau, Hydra American berwarna kelabu
15. Siput Air Tawar
Siput air tawar termasuk dalam kelas Gastropoda. Ciri-cirinya:
- sebagian besar mempunyai cangkok(rumah) dan berbentuk kerucut terpilin(spiral)
- bentuk tubuh sesuai dengan bentuk cangkok
- bertubuh lunak
- berjalan dengan perut yang dalam hal ini disebut kaki
- di kepala terdapat sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek, tentakel panjang terdapat mata, tentakel pendek sebagai indera peraba dan pembau
- di darat bernapas menggunakan paru-paru, di air menggunakan insang
16. Cacing Air
Cacing air(Tubifex) termasuk dalam kelas Olygochaeta(cacing berambut sedikit). Ciri-cirinya:
- sebagian besar hidup di air tawar/di darat
- hermafrodit, tidak mempunyai parapodia dan terdapat beberapa setae pada setiap ruas
17. Diatom
Diatom memiliki inti sel dan kloroplas. Ciri-cirinya:
- sebagian besar uniseluler, ada juga yang berkoloni
- struktur talus terdiri dari hipoteka dan epiteka
- inti sel berada di pusat sitoplasma
- kloroplasnya mempunyai bentuk yang bervariasi, seperti cakram, huruf H, periferal, dan pipih
- berwarna coklat keemasan, tetapi ada juga yang berwarna hijau kekuningan/coklat tua
18. Lintah Air
Lintah air termasuk dalam kelas Virudinea. Ciri-cirinya:
- banyak terdapat di air tawar, air laut, dan darat
- tubuh tidak memiliki parapodia/setae dan memiliki alat pengisap pada bagian anterior dan posterior
- pada hewan hermafrodit, lubang genetalia jantan terletak di muka lubang genetalia betina
- sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, dan anus. Anus terletak pada bagian dorsal
- peredaran darah tertutup dan pernapasan berlangsung melalui kulit
- pengeluaran(ekskresi) melalui nefridium yang terdapat pada setiap segmen
-hewan ini mempunyai kelenjar ludah yang menghasilkan sekret yang mengandung bahan anti koagulasi(mencegah penggumpalan darah)
19. Ikan Pari
Ciri-cirinya:
- tubuhnya berukuran besar
- lebar tubuh dari ujung sirip dada ke ujung sirip punggung dapat mencapai 7 meter
- ekor kecil seperti cambuk
- kulit diselubungi lapisan lendir
- sepasang tanduk di dekat mulutnya
Kelas XC
BalasHapusAnggota kelompok:
1.Albert Irawan
2.Cecilia Tjia
3.Indah Friska
4.Jonly Gunawan
5.Sofian Efendi
6.Suma Pratiwi
LANJUTAN
Hewan Air Pada Sungai Batanghari
Kesimpulan: Ikan-ikan di Sungai Batanghari yang istimewa adalah ikan patin, ikan seluang, dan ikan bujuk.
KELAS XB
BalasHapusAnggota kelompok:
1. Aron fagan
2. Chyntia Caroline
3. Julius Romario
4. Michelle Louise
5. Sunny Tahir
6. Vania Kartika Sari
Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkembang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan Patin Siam hanya bisa dilakukan secara buatan atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik (induce breeding).
Di setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish. Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau lele bangkok (Jawa), dan ikan juara (Sumatra dan Kalimantan).
Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan gonad ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Pematangan di bak tembok
Pematangan gonad ikan patin juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 8 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 50 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi induk ikan patin dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih. Usahakan saat seleksi mengangkap ikan lebih dari satu, sebagai cadangan.
Pemberokan
Pemberokan induk patin dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air bersih setinggi 40 – 50; masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan mengalir selama pemberokan. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan.
Kelas XB
BalasHapusanggota kelompok:
1.ARON FAGAN
2.CHYNTIA CAROLINE
3.JULIUS ROMARIO
4.MICHELLE LOUISE
5.SUNNY TAHIR
6.VANIA KARTIKA SARI
LANJUTAN BUDAYA IKAN PATIN
Penyuntikan dengan ovaprim
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,2 ml/kg induk jantan.
Penyuntikan dengan hypopisa
Penyuntikan bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 – 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,6 ml/kg induk jantan
KELAS XB
BalasHapusANGGOTA KELOMPOK:
1.ARON FAGAN
2.CHYNTIA CAROLINE
3.JULIUS ROMARIO
4.MICHELLE LOUISE
5.SUNNY TAHIR
6.VANIA KARTIKA SARI
LANJUTAN BUDAYA IKAN PATIN
Pengambilan sperma
Pengambilan sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.
Pengeluaran telur
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
Penetasan di akuarium
Penetasan telur ikan patin dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri pakan berupa naupli artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh dengan menggunakan gayung plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.
KELAS XB
BalasHapusANGGOTA KELOMPOK:
1.ARON FAGAN
2.CHYNTIA CAROLINE
3.JULIUS ROMARIO
4.MICHELLE LOUISE
5.SUNNY TAHIR
6.VANIA KARTIKA SARI
LANJUTAN BUDAYA IKAN PATIN
Pendederan I di kolam
Pendederan I ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan I di bak tembok
Pendederan I ikan patin bisa juga dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan bak tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m; keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang tidak termakan; panen setelah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut dengan ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis pertama
Pembesaan ikan patin bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendedera III yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis kedua
Pembesaan ikan bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan. Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan 200 kg benih hasil pendederan III yang sudah diseleksi; selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan, tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan setelah 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 - 500 kg. Info lengkap : BUDIDAUYA PATIN
Kelas XA
BalasHapusNama:
1.Ivana Melati (13)
2.Liliana (16)
4.Ekosistem Batang Hari
Ekosistem batang hari beberapa tahun ini terancam punah karena masyarakat menangkap ikan dengan cara-cara ilegal seperti dengan bom atau pukat harimau atau racun yang dapat membunuh ikan-ikan kecil dan mencemari air sungai.
Meski telah dilarang, masih saja ada nelayan yang menggunakan alat-alat terlarang dalam mendapatkan ikan, di antaranya dengan menggunakan racun potasium, strum, hingga bom ikan.
Cara-cara tersebut tentunya sangat membahayakan ekosistem khususnya ikan, apalagi sebagian besar warga Jambi yang berada di sekitar aliran Sungai Batanghari banyak menggantungkan hidupnya dari sektor perikanan.
Racun maupun bom ikan yang digunakan tersebut tidak hanya membunuh ikan-ikan besar namun juga telur-telur ikan hingga ekosistem yang ada. Bahkan, tidak hanya ikan yang mati, berbagai ekosistem kehidupan bawah sungai menjadi hilang akibat kegiatan ilegal tersebut.
Sayangnya terkadang ada oknum yang tidak bertanggungjawab mencari ikan dengan cara-cara yang dilarang, sehingga ekosistem ikan dan habitatnya menjadi terganggu, akibatnya jumlah ikan sungai semakin berkurang
Majunya teknologi serta meningkatnya kebutuhan masyarakat menyebabkan para nelayan ikan sungai terus mengekploitasi ikan yang ada dengan berbagai cara.
Bahkan bisa jadi ikan yang dihasilkan dari kegiatan terlarang tersebut juga mengandung racun, yang tentunya akan berakibat buruk bagi yang mengkonsumsinya.
Selain itu, rusaknya ekosistem batang hari karena sedimentasi dan erosi.
Sedimentasi dan erosi menyebabkan sungai batang hari menjadi dangkal.
Dan juga masyarakat kurang menyadari kebersihan. Banyak yang membuang sampah ke sungai dan menyebabkan sungai menjadi kotor atau dengan kata lain tercemar.
Bahkan limbah yang dibuang oleh pabrik dan juga kapal-kapal yang selalu lewat membuat tercemar.
Minyak yang masuk ke sungai akibat dari pembuangan limbah pabrik ini menutupi permukaan air sungai sehingga oksigen sulit keluar-masuk dengan bebas.
Banyak ikan yang kekurangan oksigen dan akibatnya mati.
Anggota Kelompok :
BalasHapusAdi Chandra
Ari Yanto
Frenky
Handoko
Kevin D. P.
Ikan Patin Biota Batang Hari
Ikan patin Jambi (Jambal)( Pangasius djambal ) yang merupakan salah satu jenis ikan asli dari Indonesia termasuk ikan Unggulan lokasl dari sungai Batanghari Provinsi Jambi yang merupakan sungai terpanjang di Sumatera, memiliki prospek sebagai komoditi ekspor dengan dagingnya yang berwarna putih, hampir sama dengan Pangasius bocourti yang merupakan komoditas ekspor dari Taiwan . Populasi Ikan Patin Jambal saat ini di alam semakin menurun sebagai akibat tingginya intensitas penangkapan.
Tujuan
Tujuan pengembangan budidaya patin Jambal di Provinsi Jambi antara lain adalah :
1. Meningkatkan pendapatan, pertumbuhan ekonomi masyarakat serta devisa negara
2. Meningkatkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
3. Memanfaatkan potensi komoditas unggulan lokasl untuk peluang ekspor
4. Mempertahankan kelestarian spesies Patin Jambal dari perairan umum sungai batanghari.
Sasaran
Sasaran yang ingin di capai di prioritaskan untuk mendukung suksesnya pelaksanaan program RPPK( Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ) yang telah dicanangkan Presiden RI pada tanggal 11 Juni 2005 di waduk Jatiluhur Jawa Barat Produk untuk mendukung 3 pilar Pembangunan Nasional yaitu Pertumbuhan Ekonomi (pro-growth), Pertumbuhan lapangan kerja (pro-job) dan pengentasan kemiskinan (pro-poor) untuk periode jangka pendek tahun 2006-2010. Pada tahun terakhir Revitalisasi (2010) sasaran pengembangan budidaya Patin Jambal adalah sebagai berikut :
* Berkembangnya usaha budidaya Patin Jambal dikaramba/KJA sebanyak 10.000 unit pada tahun 2010
* Tercapainya tingkat produksi Patin Jambal sebesar 50 ton/hari
* Penyerapan tenaga kerja sebanyak 2500 KK dengan perhitungan bahwa jumlah kepemilikan karamba/KJA bagi setiap pembudidaya untuk skala ekonomis minimal 4 unit
* Tercapainya peningkatan pendapatan pembudidaya patin jambal sebesar Rp. 2.250.000/bulan untuk kepemilikan 4 unit karamba/KJA
* Tercapainya devisa negara sebesar US$ 18.000/tahun (perhitungan harga per kg sebesar US $ 3. dan volume yang bisa di ekspor ? dari volume produksi
Ciri – ciri Morfologi
1. Kepala
* Rasio panjang standar/panjang kepala 4,12 cm
* Kepala relatif panjang, melebar kearah punggung
* Mata berukuran sedang pada sisi kepala Lubang hidung relatif membesar
* Mulut subterminal relatif kecil dan melebar ke samping
* Gigi tajam dan sungut mencapai belakang mata
* Jarak antara ujung moncong dengan tepi mata lebih panjang
2. Badan
* Rasio panjang standar / tinggi badan 3.0 cm
* Tubuh relatif memanjang
* Warna punggung abu-abu kehitaman, pucat pada bagian perut dan sisip transparan
* Perut lebih lebar dibandingkan panjang kepala
* Jarak sirip perut ke ujung moncong relatif panjang
Sifat Reproduksi
1. Sifat Reproduksi Induk :
* Fecunditas (jumlah telur) rata 8.500 butir/kg bobot badan
* Diameter telur 1.66-1.92 mm
* Panjang larva 4.7 mm
* Umur matang kelamin pertama, ikan jantan 1-2 tahun dan betina 3 tahun.
2. Sifat larva/benih :
* Tidak kanibal seperti larva ikan Patin Siam
* Pakan awal dapat berupa artemia, tubifex, moina dan pakan buatan (patin siam hanya artemia)
* Konversi pakan benih ukuran bobot (6-25 gram) adalah 0.5-0.8
* Pertumbuhan lebih cepat (2.5-3 kali Patin Siam )
* Pemijahan melalui penyuntikan hormon goandotropin (ovaprim)
Lanjuta
BalasHapusAnggota Kelompok:
Adi Chandra
Ari Yanto
Frenky
Handoko
Kevin D. P.
Sasaran Areal dan Sentra Kawasan
Sesuai dengan habitat aslinya dimana komoditi ikan patin jambal merupakan yang berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari, maka untuk tahap pertama pengembangan budidayanya di fokuskan hanya di 2 kabupaten yaitu kabupaten Muaro Jambi dan Batanghari, sedangkan pengembangannya adalah di kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kota Jambi dengan sasaran areal di targetkan sebesar 10.000 unit (hanya 8.7 % dari potensi pengembangan karamaba/KJA Provinsi Jambi sebesar 115.000 unit ).
Tidak tertutup kemungkinan pengembangannya bagi kabupaten lain karena hampir seluruh kabupaten/kota (kecuali Kabupaten Kerinci) di lewati DAS Batanghari.
Kebijakan pengembangan areal dilaksanakan melalui pendekatan kawasan dan sentra kawasan dan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2006. Diharapkan pada tahun terakhir tahap pelaksanaan Program Revitalisasi Jangka Pendek ( Tahun 2010), sasaran areal 10.000 unit karamba/KJA Patin Jambal telah berkembang di Provinsi Jambi. Sasaran Pengembangan areal di setiap sentra produksi pertahun dapat dilihat pada tabel berikut :
Kelas XB
BalasHapusNama klmpk:
1. Stevanus wibowo
2. Hadi Cahayadi
3. Multi
4. Vincent
Budidaya ikan patin
Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkembang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan Patin Siam hanya bisa dilakukan secara buatan atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik ).
Di setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish. Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau lele bangkok (Jawa), dan ikan juara (Sumatra dan Kalimantan).
Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan gonad ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Pematangan di bak tembok
Pematangan gonad ikan patin juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 8 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 50 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi induk ikan patin dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih. Usahakan saat seleksi mengangkap ikan lebih dari satu, sebagai cadangan.
Pemberokan
Pemberokan induk patin dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air bersih setinggi 40 – 50; masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan mengalir selama pemberokan. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan.
Penyuntikan dengan ovaprim
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,2 ml/kg induk jantan.
Lanjutan
BalasHapusKelas XB
Nama klmpk:
1. Stevanus wibowo
2. Hadi Cahayadi
3. Multi
4. Vincent
Budidaya ikan patin
Penyuntikan dengan hypopisa
Penyuntikan bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 – 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,6 ml/kg induk jantan.
Pengambilan sperma
Pengambilan sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.
Pengeluaran telur
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
Penetasan di akuarium
Penetasan telur ikan patin dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri pakan berupa naupli artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh dengan menggunakan gayung plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.
Pendederan I di kolam
Pendederan I ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Lanjutan
BalasHapusKelas XB
Nama klmpk:
1. Stevanus wibowo
2. Hadi Cahayadi
3. Multi
4. Vincent
Budidaya ikan patin
Pendederan I di bak tembok
Pendederan I ikan patin bisa juga dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan bak tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m; keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang tidak termakan; panen setelah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut dengan ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis pertama
Pembesaan ikan patin bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendedera III yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis kedua
Pembesaan ikan bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan. Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan 200 kg benih hasil pendederan III yang sudah diseleksi; selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan, tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan setelah 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 - 500 kg.
Anggota Kelompok:
BalasHapus1.David Andiwijaya (06)
2.Cycilia Febrianti (05)
3.Erlin (07)
4.Michelle The (20)
5.Venny Veronica (33)
XA
Ekosistem Batanghari
Ekosistem akuatik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Ekosistem air tawar
2. Ekosistem air laut
Ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Ekosistem air tenang (lentik) misalnya: danau, rawa.
2. Ekosistem air mengalir (lotik) misalnya: sungai, air terjun.
Sungai Batanghari termasuk ekosistem air tawar yg mengalir (lotik)
Ciri-ciri ekosistem sungai batanghari:
a. Kadar garam/salinitasnya sangat rendah, bahkan lebih rendah dari
kadar garam protoplasma organisme akuatik.
b. Variasi suhu sangat rendah.
c. Penetrasi cahaya matahari kurang.
d. Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Flora ekosistem sungai batanghari:
Hampir semua golongan tumbuhan terdapat pada ekosistem air tawar, tumbuhan tingkat tinggi (Dikotil dan Monokotil), tumbuhan tingkat rendah (jamur, ganggang biru, ganggang hijau).
Fauna ekosistem sungai batanghari:
Hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air tawar, misalnya protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung, mammalia. Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang
ke air bila mencari makanan saja.
Hewan yang selalu hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar garam rendah.
Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air, mempunyai cara beradaptasi sebagai berikut:
- Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah secara terus-menerus melalui proses osmosis.
- Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif
- Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan
melalui insang dan saluran pencernaan.
Lanjutan
BalasHapusAnggota Kelompok:
1.David Andiwijaya (06)
2.Cycilia Febrianti (05)
3.Erlin (07)
4.Michelle The (20)
5.Venny Veronica (33)
XA
1.Berdasarkan cara memperoleh makanan atau energi, dibagi menjadi 2 kelompok:
a.Organisme autotrof: organisme yang dapat mensintesis makanannya sendiri. Tumbuhan hijau tergolong organisme autotrof, peranannya sebagai produsen dalam ekosistem Sungai Batanghari.
b.Fagotrof dan Saprotrof: merupakan konsumen dalam ekosistem Sungai Batanghari. Fogotrof adalah pemakan organisme lain, sedang Saprotrof adalah pemakan sampah atau sisa organisme lain.
2.Berdasarkan kebiasaan kehidupan dalam air, organisme air tawar dibedakan atas 5 macam:
a.Plankton: terdiri atas fitoplankton (plankton tumbahan) dan zooplankton (plankton hewan), merupakan organisme yang gerakannya pasif selalu dipengaruhi oleh arus air.
b.Nekton: organisme yang bergerak aktif berenang. Contoh: ikan, serangga air.
c.Neston: organisme yang beristirahat dan mengapung di permukaan air.
d.Bentos: organisme yang hidup di dasar perairan.
e.Perifiton: organisme yang melekat pada suatu substrat (batang, akar, batu-batuan) di perairan.
3.Berdasarkan fungsinya, organisme Sungai Batanghari dibedakan menjadi 3 macam:
a.Produsen: terdiri dari Bolongan ganggang, ganggang hijau dan ganggang biru, golongan spermatophyta, misal: eceng gondok, teratai, kangkung, genger, kiambang.
b.Konsumen: meliputi hewan-hewan, serangga, udang, siput, cacing, dan hewan-hewan lainnya.
c.Dekomposer/pengurai: sebagian besar terdiri atas bakteri dan mikroba lain.
Lanjutan
BalasHapusAnggota Kelompok:
1.David Andiwijaya (06)
2.Cycilia Febrianti (05)
3.Erlin (07)
4.Michelle The (20)
5.Venny Veronica (33)
XA
Berdasarkan intensitas cahaya, ekosistem Sungai Batanghari dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:
a. Daerah litoral: daerah air dangkal, sinar matahari dapat menembus sampai dasar perairan organisme daerah litoral adalah tumbuhan yang berakar, udang, cacing dan fitoplankton.
b.Daerah limnetik: daerah terbuka yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari. Organisme daerah ini adalah plankton, neston dan nekton.
c.Daerah profundal: daerah dasar perairan tawar yang dalam sehingga sinar matahari tidak dapat menembusnya. Produsen sudah tidak ditemukan lagi.
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
Nama kelompok : 1.Edy susanto
BalasHapus2. Erick sunjaya
3. Rudi kurniawan
Kelas : XD
Budidaya ikan patin
Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkembang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan Patin Siam hanya bisa dilakukan secara buatan atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik (induce breeding).
Di setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish. Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau lele bangkok (Jawa), dan ikan juara (Sumatra dan Kalimantan).
Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan gonad ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Pematangan di bak tembok
Pematangan gonad ikan patin juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 8 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 50 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi induk ikan patin dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih. Usahakan saat seleksi mengangkap ikan lebih dari satu, sebagai cadangan.
Pemberokan
Pemberokan induk patin dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air bersih setinggi 40 – 50; masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan mengalir selama pemberokan. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan.
Penyuntikan dengan ovaprim
BalasHapusPenyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,2 ml/kg induk jantan.
Penyuntikan dengan hypopisa
Penyuntikan bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 – 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,6 ml/kg induk jantan.
Pengambilan sperma
Pengambilan sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.
Pengeluaran telur
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
Penetasan di akuarium
Penetasan telur ikan patin dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri pakan berupa naupli artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh dengan menggunakan gayung plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.
BalasHapusPendederan I di kolam
Pendederan I ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan I di bak tembok
Pendederan I ikan patin bisa juga dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan bak tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m; keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang tidak termakan; panen setelah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut dengan ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis pertama
BalasHapusPembesaan ikan patin bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendedera III yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis kedua
Pembesaan ikan bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan. Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan 200 kg benih hasil pendederan III yang sudah diseleksi; selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan, tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan setelah 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 - 500 kg.
Nama Kelompok:
BalasHapusDebbie Sunovia
Desy
Nadya Agatha Josse
Rebecca Hennita
Kelas XC
Udang Sungai Batanghari
A. Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)
Ciri – ciri :
1.Panjang maksimal tubuh 30 cm.
2.Bentuk kerucut kepalanya memanjang.
3.Berwarna biru kekuningan.
4.Hidup di hilir sungai.
Udang galah termasuk famili Palamonidae. Badan udang terdiri atas 3 bagian : kepala dan
dada (Cephalothorax), badan (Abdomen) serta ekor (Uropoda). Cephalothorax dibungkus oleh kulit
keras, di bagian depan kepala terdapat tonjolan karapas yang bergerigi disebut rostrum pada bagian
atas sebanyak 11‐13 buah dan bagian bawah 8‐14 buah.
Udang galah hidup pada dua habitat, pada stadia larva hidup di air payau dan kembali ke
air tawar pada stadia juvenil hingga dewasa. Pada stadia larva perubahan metamorfose terjadi
sebanyak 11 kali dan berlangsung selama 30‐35 hari. Udang galah bersifat omnivora, cenderung aktif
pada malam hari.
Perbedaan antara udang jantan dan udang betina :
1. Udang jantan :
• Relatif lebih besar
• Pasangan kaki jalan yang kedua relatif lebih besar dan panjang (bahkan dapat mencapai 1,5
kali panjang total tubuhnya)
• Bagian perut lebih ramping
• Ukuran pleuron lebih pendek
• Alat kelamin terdapat pada basis pasangan kaki jalan kelima
• Pasangan kaki jalan terlihat lebih rapat dan lunak.
2. Udang betina :
• Tubuh lebih kecil
• Pasangan kaki jalan kedua tetap tumbuh lebih besar, tetapi tidak sebesar dan sepanjang
udang jantan
• Bagian perut lebih besar
• Pleuron memanjang
• Alat kelamin terletak pada pangkal kaki ketiga, merupakan suatu lubang yang disebut
thelicum.
PROSES REPRODUKSI
Dalam prakteknya, kegiatan pemijahan secara alami adalah berupa memasangkan induk
jantan dan betina yang matang gonad/siap kawin ke dalam wadah pemeliharaan yang sama. Tidak
seperti pada proses perkawinan ikan budidaya lainnya ‐misalnya ikan mas‐‐, proses pemijahan dapat
terjadi dalam waktu yang relatif singkat dan hanya hanya perlu sekitar satu atau dua hari. Ikan yang
matang gonad akan memijah/kawin secara alami. Pada pemijahan udang, proses perkawinan sangat
dipengaruhi dan berkaitan erat dengan proses moulting (pergantian kulit) pada induk betina. Dalam
hal ini proses moulting dan pemijahan dipengaruhi oleh kelenjar hormon yang terdapat pada tangkai
mata.
Sebelum terjadinya proses perkawinan, udang betina berganti kulit terlebih dahulu yang
disebut premattingmoult. Setelah udang betina mengalami pergantian kulit, keadaannya menjadi
lemah. Pada saat inilah perkawinan akan terjadi. Perkawinan udang galah berlangsung secara
sederhana. Udang jantan akan mengeluarkan spermanya dan sperma tersebut akan ditampung pada
spermatheca diantara kaki jalan betina. Proses selanjutnya adalah proses pembuahan yang terjadi di
luar tubuh induknya. Kejadian ini berlangsung pada saat telur turun melalui lubang kelamin, yang
kemudian akan dipindahkan ke tempat pengeraman. Telur yang terdapat pada spermatheca akan
dibuahi oleh sperma. Setelah pembuahan berlangsung, telur diletakkan pada ruang pengeraman
yang terdapat diantara kaki renang induk betina hingga saatnya menetas.
Di alam bebas proses pemijahan umunya terjadi di muara sungai. Di daerah tropis seperti
Indonesia proses pemijahan sangat mungkin terjadi sepanjang tahun. Secara biologi proses
pemijahan ini akan terjadi di muara sungai karena larva/naupli udang galah hanya akan dapat hidup
dan berkembang pada kondisi air payau (kadar garam 8‐12 ppt).
Nama Kelompok:
BalasHapusDebbie Sunovia
Desy
Nadya Agatha Josse
Rebecca Hennita
Kelas XC
Lanjutan Udang Sungai Batanghari
B. Udang Lar (Macrobrachium lar)
Ciri – ciri :
1.Panjang maksimal tubuh 15 cm.
2.Bentuk kerucut kepalanya pendek.
3.Berwarna hijau kekuningan.
4.Hidup di hilir sungai.
C. Udang Palaemon Merah (Palaemon styliferus)
Ciri – ciri :
1.Panjang maksimal tubuh 10 cm.
2.Bentuk kerucut kepalanya menjulang ke atas.
3.Berwarna kuning.
4.Hidup di muara sungai.
D. Udang Muara (Macrobrachium equidens)
Ciri – ciri :
1.Panjang maksimal tubuh 9 cm.
2.Bentuk kerucut kepalanya menjulang ke atas.
3.Berwarna kuning dan berbibtik hitam.
4.Hidup di muara sungai.
E. Udang Regang (Macrobrachium Sintangense)
Ciri – ciri :
1.Panjang maksimal tubuh 7 cm.
2.Bentuk kerucut kepalanya lurus.
3.Berwarna kuning kehijauan.
4.Hidup di sungai.
5.Tanduk moncong lurus ke depan
6.Dapat menyesuiakan sepit berbulu sepertu permadani.
F. Udang Palaemon Bening (Palaemon concinnus)
Ciri – ciri :
1.Panjang maksimal tubuh 6 cm.
2.Bentuk kerucut kepalanya menjulang ke atas.
3.Berwarna kuning.
4.Hidup di muara sungai.
G. Udang Beras (Caridina gracillirostris)
Udang kecil dari keluarga Caridina, berbulu di ujung sepit
Ciri – ciri :
1.Panjang maksimal tubuh 3 cm.
2.Bentuk kerucut kepalanya melebihi panjang kepala.
3.Berwarna kuning kejinggaan.
4.Hidup di sungai dan danau.
Nama Kemlompok:
BalasHapus1. Fero Yesilia
2. Laura Lolita
3. Yosua Eka Putra
4. Anthonyus Chandra
BUDIDAYA IKAN PATIN
Ikan Patin dalam bahasa Latinya adalah Pangsius Hipothalmus merupkan ikan konsumsi budidaya ikan tawar unggulan.
Keunggulan ikan patin, dagingnya gurih, mengandung banyak lemak, dan tidak banyak duri. Harganya yang stabil dan cukup tinggi membuat usaha budidaya ikan patin ini menjanjikan keuntungan.
Budidaya di lakukan di kolam air deras berukuran 3x3m². Sumber airnya berasal dr sungai yang di alirkan ke setiap kolam. Air dari kolam kemudian dialirkan kembali ke sungai. Budidaya ikan patin termasuk tergolong sulit.
Proses pembenihannya memerlukan pengetahuan tersendiri. Sehingga tidak semua petani ikan tawar dapat mengawinkan induk ikan patin jantan dan betina sehingga menghasilkan anakan yang berkualitas baik. Untuk mengasilkan ank ikan patin dilakukan proses pembenihan di kolam yang disebut bak hatchery. Di bak ini di pasang aerator sehingga pasokan oksigen terjaga .
Proses pembenihan di lakukan dengan menginduksi induk jantan dan betina dengan hormom perangsang pembuahan. Telur yang dihasilkan indukan betian dicampur dengan benih dari indukan jantan di bak penampungan selama 18 hingga 20 jam. Telur akan menetas dan berubah menjadi larva saat masih anakan, diberi makanan cacing sutra dan artemia.
Setiap Bulannya dari tempat ini dapan dihasilkan anakan ikan pating yang berukuran satu hingga tiga inchi sebanyak 200.000 ekor. Anakan ikan patin umumnya telah di pesan pembeli sebelum proses pemijahan.
Untuk anakan berukuran satu inchi, dihargai antara Rp 80-100/ekor. Setelah berusia satu sampai tiga minggu, anakn ikan patin dipindahkan ke kolam pembesaran. Yang perlu diperhatikan dalam memelihara ikan patin adalah menjaga kualitas air kolam.
Selain itu memberi pakan 2x sehari, pagi dan sore hari. Takaran makanan yang diberikan, seperlima berat badan ikan. Ikan patin yang dibesarkan di kolam dipanen setelah berusia tiga hingga empat bulan. Permintaan paling banyak untuk ikan patin yang memiliki berat antara setengah kilogram hingga satu kilogram. Harganya berkisar antara Rp 10.000-15.000/ekor.
Anggota Kelompok :
BalasHapus1. Alexander
2. Fandy
3. Arifin D.T
4. Charles
5. Vito B.Tori
2. Budidaya Ikan Patin
Ikan patin atau dalam bahasa latinnya disebut pangsius hipothalamus merupakan ikan konsumsi budidaya ikan air tawar unggulan. Keunggulan ikan pati, dagingya gurih, mengndung banyak lemak, dan tidak banyak duri. Harganya yang stabil dan cukup tinggi membuat usaha ikan patin ini menjadi keuntungan.
Salah seorang yang menggeluti usaha budidaya ikan patin adalah Yayan Suyana, di kolam ikan nya dikawasan Lembur Situ, Sukabumi, Jabar. Perjalanan menuju lokasi budidaya ikan patin tersebut dapat ditempuh dengan mobil selama setengah jam dari Sukabumi. Mengambil arah ke selatan, tepatnya berada di kawasa Jalan Pelabuhan.
Dilahan seluas satu hektar inilah Yaya Suryana membudidayakan ikan patin. Budidaya dilakukan di kolam air deras, berukuran 3m x 3m persegi. Sumber airnya dari sungai yng dialirkan ke setiap kolam. Air dari kolam kemudian dialirkan kembaliuungai. Budidaya ikan patin tergolong ulit.
Proses pembenihannya memerlukan pengetahuan sendiri. Sehinggan tidak semua petaniikan air tawar daopat mengawini ikan patin induk jantan dengan betina shga menghasilkan anakan yang berkulitas baik. Untuk menghasilkan anakan ikan pati dilakukan proses pembenihan di dalam kolam kolam yg disebut bak hatcery. Di bak ini di pasang aeratot shga pasokan oksigen terjaga.
Proses pembenihan dilakukan dg menginduksi jantan dan betina dg hormon perangsang pembuahan. Telur yang dihasilkan induk betina di campur dg benih dari indu jantan di bak penampungan selama 18 jam - 20 jam. telur akan menetas dan brubah mnjadi larva. Saat masih anak2, diberi makanan cacing sutra dan artemia.
Setiap bulannya, dari tempat ini dapat dihasilkan anakan ikan patin berukuran 1" hingga 3" sbanyak 200 ribu ekor. Anakan ikan pati umumnya telah di pesn pembeli sbelum proses pemijahan.
Untuk anakan berukuran 1", dihargai antara 80 hingga 100 ribu per ekor. Setelah berusia 1-3 minggu n\anak ikan patin dipindahkan ke kolam pembesaran. yang perlu di perhatikan dalam memelihara ikan pati adalah menjaga kualitas air kolam.
Selain itu memberikan 2x sehaari, pagi dan sore. takaran makanan yg di berikan 1/5 berat badan ikan. Ikan patin yg dibesarkan di kolam di panen setelah berusia 3-4 bulan. Permintaan paling banyak untuk ikan pati yang memiliki berat antara 1/2 kg - 1kg. Harga berkisar 10ribu-15ribu per kilogram.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKelas XF
BalasHapusNama :
- Cindy Kartikasari
- Josephine Clara
- Karen Loh
- Matius
- Richard
- Stiphen
BUDIDAYA IKAN PATIN
Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkembang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan Patin Siam hanya bisa dilakukan secara buatan atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik (induce breeding).
Di setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish. Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau lele bangkok (Jawa), dan ikan juara (Sumatra dan Kalimantan).
PEMATANGAN GONAD DI KOLAM TANAH
Pematangan gonad ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
PEMATANGAN DI BAK TEMBOK
Pematangan gonad ikan patin juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 8 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 50 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
SELEKSI
Seleksi induk ikan patin dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih. Usahakan saat seleksi mengangkap ikan lebih dari satu, sebagai cadangan.
PEMBEROKAN
Pemberokan induk patin dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air bersih setinggi 40 – 50; masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan mengalir selama pemberokan. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan.
LANJUTAN
BalasHapusKelas XF
Nama :
- Cindy Kartikasari
- Josephine Clara
- Karen Loh
- Matius
- Richard
- Stiphen
PENYUNTIKAN DENGAN OVAPIRM
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,2 ml/kg induk jantan.
PENYUNTIKAN DENGAN HYPOPISA
Penyuntikan bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 – 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,6 ml/kg induk jantan.
PENGAMBILAN SPERMA
Pengambilan sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.
PENGELUARAN TELUR
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
PENETASAN DI AKUARIUM
Penetasan telur ikan patin dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri pakan berupa naupli artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh dengan menggunakan gayung plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.
LANJUTKAN
BalasHapusKelas XF
Nama :
- Cindy Kartikasari
- Josephine Clara
- Karen Loh
- Matius
- Richard
- Stiphen
PENDEDERAN I DI KOLAM
Penetasan telur ikan patin dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri pakan berupa naupli artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh dengan menggunakan gayung plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.
PENDEDERAN I DI BAK TEMBOK
Pendederan I ikan patin bisa juga dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan bak tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m; keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang tidak termakan; panen setelah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut dengan ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.
PENDEDERAN II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.
PENDEDERAN III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
PEMBESARAN
Pembesaran ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
PEMBESARAN DI JARING APUNG LAPIS PERTAMA
Pembesaan ikan patin bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendedera III yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
PEMBESARAN DI JARING APUNG LAPIS KEDUA
Pembesaan ikan bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan. Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan 200 kg benih hasil pendederan III yang sudah diseleksi; selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan, tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan setelah 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 - 500 kg.
Nama kelompok :
BalasHapusFransisca
Laurance winnam
sesilia
angelia
kelas XD
Budidaya ikan patin
Ikan patin biasanya sering disebut dengan pangasius hipothalmus merupakan komsumsi budi daya ikan tawar unggulan. Keunggulan ikan patin,dagingnya gurih,tidak banyak mengandung lemak dan tidak banyak duri.Harga stabil dan cukup tinggi ini menjanjikan budi daya ikan patin mendapatkan keuntungan.
Salah seseorang yang menggeluti budi daya ikan patin adalh Yayan Suryana dikolan ikannya dikawasan Lembur situ,Sukabumi jawa barat.Perjalanan menuju lokasi budi daya ikan patin yaitu di kawasan Lembur situ dapat ditempuh dengan mobil yaitu setengah jamdari kota Sukabumi mengambil arah selatan tepatnya berada di kawasan jalan pelabuhan.
Dilahan seluas 1 hektar inilah Yayan Suryana melakukan budi daya ikan patin.Budidaya ikan patin dilakukan di kolam air deras,Berukuran tiga kali tiga meter persegi.Sumber airnya dari sungaiyang dialirkan ke setiap kolam.Air didalam kolam kemudian dialirkan kembali ke sungai.Budi daya ikan patin tergolong sulit.
Proses pembenihannya memerlukan pengetahuan tersendiri,sehingga tidak semua petani ikan air tawar dapat mengawinkan ikan patin jantan dan betina sehingga menghasilkan anak yang berkualitas baik.Untuk menghasilkan anakan ikan patin dilakukan proses pembenihan dikolamyang disebutb bak hatchery.Dibak ini dipasang aerator sehingga pasokan air oksigen terjaga.
Proses pembenihan dilakukan denganmenginduksi patin jantan dan betina dengan horman perangsang pembuahan.Telur yang dihasilkan indukan betinadicampur dengan benih indukan jantandibak penampungan selama 18 jam hingga 20 jam.Telur akan menetas dan berubah menjadi larva. saat masih anakan diberi makan cacing sutradan artemia.
Setiap bulanya,dari temapt ini dapat dihasilkan anakanikan patin berukuran satu hingga 3inch sebanyak dua ratus ribu ekor.Anakan ikan patin umunya telah dipesan sebelum proses pemijahan.
Untuk anakan berukuran satu inch,dihargain seharga delapan puluh ribuhingga seratus ribu rupiah per ekor.Setelah berusia satu hingga 3 minggu anakan ikan patin dipindahkan ke kolam pembesaran.Yang perlu diperhatikan dalam memelihara ikan patin adalah menjaga kualitas air kolam.
Selain itu memberi makan 2 kali sehari,pada pagi dan sore hari,takaran yang diberikan adalah seperlima berat badan ikan.Ikan patin yang dibesarkan dikolam dipanen setellah berusia 3 hingga 4 bulan.Permintaan yang banyak untuk ikan patin yang memiliki berat setengah kg hingga 1kg hanya berkisar antarasepuluh ribu hingga lima belas ribu per kg.
BUDIDAYA IKAN PATIN
BalasHapusKelompok : Fillyta
Katherin Yang
Kelas : XF
Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkembang pada tahun 1985. Pemijahan Patin Siam hanya bisa dilakukan secara buatan atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik (induce breeding).
Di setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish. Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau lele bangkok (Jawa), dan ikan juara (Sumatra dan Kalimantan).
Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan gonad ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Pematangan di bak tembok
Pematangan gonad ikan patin juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 8 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 50 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi induk ikan patin dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih. Usahakan saat seleksi mengangkap ikan lebih dari satu, sebagai cadangan.
Kelompok : Fillyta
BalasHapusKatherin Yang
Kela : XF
LANJUTAN
Pemberokan
Pemberokan induk patin dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air bersih setinggi 40 – 50; masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan mengalir selama pemberokan. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan.
Penyuntikan dengan ovaprim
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,2 ml/kg induk jantan.
Penyuntikan dengan hypopisa
Penyuntikan bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 – 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,6 ml/kg induk jantan.
Pengambilan sperma
Pengambilan sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.
Kelompok : Fillyta
BalasHapusKatherin Yang
Kelas : XF
LANJUTAN
Pengeluaran telur
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
Penetasan di akuarium
Penetasan telur ikan patin dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri pakan berupa naupli artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh dengan menggunakan gayung plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.
Pendederan I di kolam
Pendederan I ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan I di bak tembok
Pendederan I ikan patin bisa juga dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan bak tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m; keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang tidak termakan; panen setelah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut dengan ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Kelompok : Fillyta
BalasHapusKatherin Yang
Kelas : XF
LANJUTAN
Pembesaran
Pembesaran ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis pertama
Pembesaan ikan patin bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendedera III yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis kedua
Pembesaan ikan bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan. Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan 200 kg benih hasil pendederan III yang sudah diseleksi; selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan, tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan setelah 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 - 500 kg.
Kelas : XB
BalasHapusAnggota Kelompok:
•Santy
•Olivia
•Monika Teresia
•Yuliana
3. Udang Sungai Batanghari
A. Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)
Ciri – ciri :
1.Panjang maksimal tubuh 30 cm,
2.Bentuk kerucut kepalanya memanjang,
3.Berwarna biru kekuningan,
4.Hidup di hilir sungai
B. Udang Lar (Macrobrachium lar)
Ciri – ciri :
1.Panjang maksimal tubuh 15 cm,
2.Bentuk kerucut kepalanya pendek,
3.Berwarna hijau kekuningan,
4.Hidup di hilir sungai.
C. Udang Palaemon Merah (Palaemon styliferus)
Ciri – ciri :
1.Panjang maksimal tubuh 10 cm,
2.Bentuk kerucut kepalanya menjulang ke atas,
3.Berwarna kuning,
4.Hidup di muara sungai.
D. Udang Muara (Macrobrachium equidens)
Ciri – ciri :
1.Panjang maksimal tubuh 9 cm,
2.Bentuk kerucut kepalanya menjulang ke atas
3.Berwarna kuning dan berbibtik hitam,
4.Hidup di muara sungai.
E. Udang Regang (Macrobrachium Sintangense)
Ciri – ciri :
1.Panjang maksimal tubuh 7 cm,
2.Bentuk kerucut kepalanya lurus,
3.Berwarna kuning kehijauan,
4.Hidup di sungai,
5.Tanduk lurus ke depan,
6.Dapat menyesuiakan sepit berbulu sepertu permadani.
F. Udang Palaemon Bening (Palaemon concinnus)
Ciri – ciri :
1.Panjang maksimal tubuh 6 cm,
2.Bentuk kerucut kepalanya menjulang ke atas,
3.Berwarna kuning,
4.Hidup di muara sungai.
G. Udang Beras (Caridina gracillirostris)
Ciri – ciri :
1.Panjang maksimal tubuh 3 cm,
2.Bentuk kerucut kepalanya melebihi panjang kepala,
3.Berwarna kuning kejinggaan,
4.Hidup di sungai dan danau.
kelas:XE
BalasHapusAnggota kelompok:
Calfin Murrin 4
Jefry 14
alverdo 1
junius 15
Ikan Patin memiliki bahasa latin Pangasius sp. Ikan ini merupakan jenis ikan liar yang banyak terdapat di sungai – sungai besar dan kecil terutama di daerah tropis di Asia. Di Indonenesia ikan Patin terdapat banyak di sungai – sungai besar seperti sungai Batanghari ( Jambi ), Sungai Kampar ( Riau ) dan sungai Musi ( Palembang ). Ikan ini sangat menyenangi sungai dengan perairan deras meski habitatnya adalah dasar dan pinggir dari perairan tersebut ( demersal ) sampai tengah perairan. Ikan patin di alam liar biasanya bersembunyi di dalam lubang – lubang di tepi sungai.
budidaya ikan patin
Ikan Patin termasuk ikan yang beraktifitas pada malam hari atau noctural. Ia termasuk ikan demersal atau ikan dasar . Secara fisik memang dari bentuk mulut yang lebar persis seperti ikan demersal lain seperti lele dan ikan gabus. Malam hari ia akan keluar dari lubangnya dan mencari makanan renik yang terdiri dari cacing, serangga, udang sungai, jeni – jenis siput dan biji – bijian juga. Dari sifat makannya ikan ini juga tergolong ikan yang sangat rakus karena jumlah makannya yang besar.
Ikan patin baru saja berhasil dibudidayakan dalam beberapa tahun terakhir, sehingga masih cukup baru di kalangan para konsumen ikan tawar. Namun sekarang jumlah permintaan di pasar sebagai konsumsi dan di kolam pancing sebagai ikan pancingan juga semakin meningkat. Ikan yang dibudi dayakan di kolam pembiakan dapat diberi makanan pengganti seperti pelet . untuk para pemancing yang berburu ikan patin diwajibkan menggunakan senar yang cukup besar, karena tarikan dan tenaga dari ikan ini cukup kuat hampir menyamai tarikan ikan dasar lain seperti ikan lele dan ikan gabus.
Kelas:XB
BalasHapusNama:
-Sarah Widiyanti
-Aftri Wini
-Juliana Fransiska
TTG BUDIDAYA PERIKANAN
BUDIDAYA IKAN PATIN
( Pangasius hipothalmus)
1. SEJARAH SINGKAT
Ikan Patin atau nama saintifiknya Pangasius Sutchi adalah spesis ikan air tawar jenis meserba yang mendiami kawasan-kawasan sungai dan lombong-lombong. Bentuk fisikal utamanya adalah mempunyai dua sengat di kiri kanan dan satu di belakang badan, tidak bersisik dan lembut. Ikan ini pernah mencetuskan kontroversi di Malaysia kerana harganya yang boleh mencecah RM180.00 sekilogram terutamanya di sekitar negeri Pahang yang mana telah dikenal pasti sebagai kawasan yang mempunyai sungai yang berupaya mewujudkan ikan patin terbaik dan sedap dimakan. Masakan yang menjadi identiti bagi ikan ini adalah gulai tempoyak. Ikan patin mempunyai nilai komersial yang tinggi dan diternak di kolam-kolam dan di sangkar-sangkar. Terdapat beberapa jenis ikan patin yang biasa dikenali antaranya ialah:
1.Patin kolam
2.Patin Sungai
1.Patin buah
2.Patin Mucung
3.Patin Juara.
Permintaan pasarnya cukup tinggi, terutama di Pulau Sumatra dan Kalimantan, tetapi pasokannya rendah. Patin Siam adalah ikan asli Thailand. Patin Siam umumnya hidup di air tawar dan payau dengan aliran air yang tenang, terutama di sungi-sungai berlumpur atau berpasir . Ikan patin merupakan ikan konsumsi budi daya ikan air tawar unggulan. Keunggulan ikan patin, dagingnya gurih, mengandung banyak lemak, dan tidak banyak duri. Harganya yang stabil dan cukup tinggi membuat usaha budidaya ikan patin ini menjanjikan
2. SENTRA PERIKANAN
Penangkaran ikan patin banyak terdapat di Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat,
Kalimantan.
3. JENIS
Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut:
Alam: Haiwan
Filum: Bertulang belakang
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Siluriformes
Keluarga: Pangasiidae
Genus: Pangasius
Spesies: P. hypophthalmus
Kerabat patin di Indonesia terdapat cukup banyak, diantaranya:
1. Pangasius polyuranodo (ikan juaro)
2. Pangasius macronema
3. Pangasius micronemus
4. Pangasius nasutus
5. Pangasius nieuwenhuisii
4. PERSYARATAN LOKASI
1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak
berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor
sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3. Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka
lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus
diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan
penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
5. Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara
26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan
heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
6. Keasaman air berkisar antara: 6,5–7.
LANJUTAN
BalasHapusKelas:XB
Nama:
-Sarah Widiyanti
-Aftri Wini
-Juliana Fransiska
5. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Budidaya ikan patin meliputi beberapa kegiatan, secara garis besar dibagi menjadi 2 kegiatan yaitu pembenihan dan pembesaran. Kedua jenis kegiatan ini umumnya belum popular dilakukan oleh masyarakat, karena umumnya masih mengandalkan kegiatan penangkapan di alam (sungai, situ, waduk, dan lain-lain) untuk memenuhi kebutuhan akan ikan patin. Kegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu. Untuk menghasilkan anakan ikan patin dilakukan proses pembenihan di kolam yang disebut bak hatchery. Dibak ini dipasang aerator sehingga pasokan oksigen terjaga. Produk akhirnya berupa benih berukuran tertentu, yang umumnya adalah benih selepas masa pendederan. Benih ikan patin dapat diperoleh dari hasil tangkapan di perairan umum. Biasanya menjelang musim kemarau pada pagi hari dengan menggunakan alat tangkap jala atau jaring. Benih dapat juga dibeli dari Balai Pemeliharaan Air Tawar di Jawa Barat. Benih dikumpulkan dalam suatu wadah, dan dirawat dengan hati-hati selama 2 minggu. Jika air dalam penampungan sudah kotor, harus segera diganti dengan air bersih, dan usahakan terhindar dari sengatan matahari. Sebelum benih ditebar, dipelihara dulu dalam jaring selama 1 bulan, selanjutnya dipindahkan ke dalam hampang yang sudah disiapkan. Secara garis besar usaha pembenihan ikan patin meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pemilihan calon induk siap pijah.
2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,yaitu ikan mas.
3. Kawin suntik (induce breeding).
4. Pengurutan (striping).
5. Penetasan telur.
6. Perawatan larva.
7. Pendederan.
8. Pemanenan.
Pada usaha budidaya yang semakin berkembang, tempat pembenihan dan pembesaran sering kali dipisahkan dengan jarak yang agak jauh. Pemindahan benih dari tempat pembenihan ke tempat pembesaran memerlukan penanganan khusus agar benih selamat. Keberhasilan transportasi benih ikan biasanya sangat erat kaitannya dengan kondisi fisik maupun kimia air, terutama menyangkut oksigen terlarut, NH3, CO2 , pH, dan suhu air.
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun
di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan
kolam secara gravitasi.
1. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai
contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila
hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan
pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja.
Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau
kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu
pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk
pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
LANJUTAN
BalasHapusKelas:XB
Nama:
-Sarah Widiyanti
-Aftri Wini
-Juliana Fransiska
2. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas
kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk
kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk
dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m 2 dengan 18 buah
ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk
menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan
pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam
kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan
kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam
pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat
menyebar ke daerah yang ada telurnya.
3. Kolam pendederan
Kolam pendederan adalah tempat untuk memelihara benih lepas akuarium atau berumur 14 hari hingga benih yang siap dipelihara di kolam pembesaran
Sarana produksi kedua yang harus disediakan dalam membudidayakan ikan baung adalah pakan. Seperti pada manusia, pakan akan digunakan oleh ikan untuk sumber energi.
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan
pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama
dengan luas 25-500 m 2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m 2 per petak.
Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan
pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di
dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat
berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan
penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak
tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu
dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
2. Pembibitan
1. Menyiapkan Bibit
Bibit yang hendak dipijahkan bisa berasal dari hasil pemeliharaan dikolam
sejak kecil atau hasil tangkapan dialam ketika musim pemijahan tiba. Induk
yang ideal adalah dari kawanan patin dewasa hasil pembesaran dikolam
sehingga dapat dipilihkan induk yang benar-benar berkualitas baik.
2. Perlakuan dan Perawatan Bibit
Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus
di dalam sangkar terapung. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan
khusus yang banyak mengandung protein. Upaya untuk memperoleh induk
matang telur yang pernah dilakukan oleh Sub Balai Penelitian Perikanan Air
Tawar Palembang adalah dengan memberikan makanan berbentuk gumpalan
(pasta) dari bahan-bahan pembuat makanan ayam dengan komposisi tepung
ikan 35%, dedak halus 30%, menir beras 25%, tepung kedelai 10%, serta
vitamin dan mineral 0,5%. Makanan diberikan lima hari dalam seminggu
sebanyak 5% setiap hari dengan pembagian pagi hari 2,5% dan sore hari
2,5%. Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot
ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.
LANJUTAN
BalasHapusKelas:XB
Nama:
-Sarah Widiyanti
-Aftri Wini
-Juliana Fransiska
Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah
sebagai berikut :
1. Induk betina
�� Umur tiga tahun.
�� Ukuran 1,5–2 kg.
�� Perut membesar ke arah anus.
�� Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
�� Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
�� Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
�� kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir
telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.
2. Induk jantan
�� Umur dua tahun.
�� Ukuran 1,5–2 kg.
�� Kulit perut lembek dan tipis.
�� Bila diurut akan keluar cairan sperma berwarna putih.
�� Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
Induk dipelihara di kolam berukuran 30 x 20 x 1,5 m dengan kepadatan 1 kg/m2. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kadar protein minimal 28% sebanyak 2 - 3% dari biomas/hari.Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 kali/hari pada pagi dan sore hari.
Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam
akuarium berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm. Setiap akuarium
diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan
penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator
ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen
untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu
ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat
menggunakan kompor untuk menghemat dana. Benih umur
sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena
masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau
kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan
tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus.
Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup
berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu
air dan jentik nyamuk. Pembesaran ikan patin dapat dilakukan
di kolam, di jala apung, melalui sistem pen dan dalam
karamba.
1. Pembesaran ikan patin di kolam dapat dilakukan
melalui sistem monokultur maupun polikultur.
2. Pada pembesaran ikan patin di jala apung, hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah: lokasi pemeliharaan,
bagaimana cara menggunakan jala apung, bagaimana
kondisi perairan dan kualitas airnya serta proses
pembesarannya.
3. Pada pembesaran ikan patin sistem pen, perlu
diperhatikan: pemilihan lokasi, kualitas air, bagaimana
penerapan sistem tersebut, penebaran benih, dan
pemberian pakan serta pengontrolan dan
pemanenannya.
4. Pada pembesaran ikan patin di karamba, perlu
diperhatikan masalah: pemilihan lokasi, penebaran
benih, pemberian pakan tambahan, pengontrolan dan
pemanenan. Hampang dapat terbuat dari jaring, karet,
bambu atau ram kawat yang dilengkapi dengan tiang
atau tunggak yang ditancapkan ke dasar perairan.
Lokasi yang cocok untuk pemasangan hampang :
kedalaman air ± 0,5-3 m dengan fluktuasi kedalaman
tidak lebih dari 50 cm, arus tidak terlalu deras, tetapi
cukup untuk sirkulasi air dalam hampang. Perairan
tidak tercemar dan dasarnya sedikit berlumpur.
Terhindar dari gelombang dan angin yang kencang
serta terhindar dari hama, penyakit dan predator
(pemangsa). Pada perairan yang dasarnya berbatu,
harus digunakan pemberat untuk membantu
mengencangkan jaring. Jarak antara tiang
bambu/kayu sekitar 0,5-1 m.
LANJUTAN
BalasHapusKelas:XB
Nama:
-Sarah Widiyanti
-Aftri Wini
-Juliana Fransiska
3. Pemeliharaan Pembesaran
1. Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam,
yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyakbanyaknya.
Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk
hijau dengan dosis 50–700 gram/m 2
2. Pemberian Pakan
Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan
yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan
peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan
kenaikan berat badan ikan dalam hampang. Hal ini dapat diketahui dengan
cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang
dipelihara (smpel).
3. Pemeliharaan Kolam dan Tambak
Selama pemeliharaan, ikan dapat diberi makanan tambahan berupa pellet
setiap hari dan dapat pula diberikan ikan-ikan kecil/sisa (ikan rucah) ataupun
sisa dapur yang diberikan 3-4 hari sekali untuk perangsang nafsu makannya.
6. PANEN
1. Penangkapan
Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan
mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian
bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan
terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap
mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.
2. Pembersihan
Ikan patin yang dipelihara dalam hampang dapat dipanen setelah 6 bulan. Untuk
melihat hasil yang diperoleh, dari benih yang ditebarkan pada waktu awal dengan
berat 8-12 gram/ekor, setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor.
Pemungutan hasil dapat dilakukan dengan menggunakan jala sebanyak 2-3 buah dan
tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2-3 orang. Ikan yang ditangkap dimasukkan
kedalam wadah yang telah disiapkan.
7. PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan patin dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup
maupun ikan segar.
1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan
hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam
keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
1. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2. Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu
diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak
dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan
daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan
seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak
maksimum 50 cm.
4. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan
jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian
ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi
dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga
antara ikan dengan penutup kotak.
LANJUTAN
BalasHapusKelas:XB
Nama:
-Sarah Widiyanti
-Aftri Wini
-Juliana Fransiska
3. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai
berikut:
1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak
cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik
(sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan
penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air
sumur yang telah diaerasi semalam.
3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan
aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m
atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat
menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5
cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran
benihnya.
4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi
menjadi dua bagian, yaitu:
1. Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak
memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba.
Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk
mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
2. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan
waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume
media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer
Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram.
3. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:
1. masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian
benih;
2. hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke
permukaan air;
3. alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik
sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1);
4. kantong plastik lalu diikat.
5. kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi
membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50
m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong
plastik.
LANJUTAN
BalasHapusKelas:XB
Nama:
-Sarah Widiyanti
-Aftri Wini
-Juliana Fransiska
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai
berikut:
• Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter
air bersih).
• Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit
demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
• Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
• Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan
diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm
selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti
KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
• Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya. Pengemasan benih
harus dapat menjamin keselamatan benih selama pengangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan benih ikan patin yaitu:
• Sediakan kantong plastik sesuai kebutuhan. Setiap kantong dibuat rangkap untuk
menghindari kebocoran. Sediakan karet gelang untuk simpul sederhana. Masingmasing
kantong diisi air sumur yang telah diaerasi selama 24 jam.
• Benih ikan yang telah dipuasakan selama 18 jam ditangkap dengan serokan halus
kemudian dimasukan kedalam kantong plastik tadi.
• Satu persatu kantong diisi dengan oksigen murni (perbandingan air:oksigen = 1:2).
Setelah itu segera diikat dengan karet gelang rangkap.
• Kantong-kantong plastik berisi benih dimasukkan kedalam kardus.
• Lama pengangkutan. Benih ikan patin dapat diangkut selama 10 jam dengan tingkat
kelangsungan hidup mencapai 98,67%. Jika jarak yang hendak ditempuh memerlukan
waktu yang lama maka satu- satunya cara untuk menjamin agar ikan tersebut
selamat adalah dengan mengurangi jumlah benih ikan di dalam setiap kantong plastik.
Berdasarkan penelitian terbukti bahwa benih patin masih aman diangkut selama 14 jam
dengan kapadatan 300 ekor per liter.
8.INDUSTRI
Ikan patin sangkar dijual pada harga RM14 sekilo disekitar daerah Temerloh dan daerah Bera dan Ikan patin sungai harganya boleh mencecah RM180 sekilo.[1]
9.PENYEBARAN BUDI DAYA IKAN PATIN JAMBAL DI PROVNSI JAMBI TAHUN ANGARAN 2008
I. Tahun 2006 anggaran APBN
1. Kabupaten Muara Jambi 90 keramba
Desa Pematang Jering 90 keramba
2. Kabupaten Batang Hari 16 keramba
Desa Senaning 8 keramba
Desa Kuap 8 keramba
II. Tahun 2007 anggaran dari APBD I
1. Kota Jambi 100 keramba
Desa Buluran 100 keramba
2. Kabupaten Muara Jambi 1000 keramba
a. Desa Muara Pijoan 50 keramba
b. Desa Sungai Duren 350 keramba
c. Desa Mendalo Laut 100 keramba
d. Desa Sarang Burung 100 keramba
e. Desa Tunas Mudo 200 keramba
f. Desa Sekernan 100 keramba
g. Desa Berembang 100 Keramba
3. Kabupatan Batang Hari 9000 keramba
a. Desa Sungai Baung 100 keramba
b. Desa Rantau Puri 100 keramba
c. Desa Senaning 50 keramba
d. Desa Kuap 100 keramba
e. Desa Lopak Aur 350 keramba
f. Desa Teluk Ketapang 50 keramba
g. Desa Teluk 50 keramba
h. Desa Kubu Kandang 100 keramba
CATATAN : 1 keramba ukuran Panjang 4 meter, Lebar 3 meter, Dalam 2 meter
XE: -Victor
BalasHapus-Erick
-Syandi
TTG BUDIDAYA PERIKANAN
BUDIDAYA IKAN PATIN
( Pangasius pangasius )
1. SEJARAH SINGKAT
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak
dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang
berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan
patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan
ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam
usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae,
ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“ tubuhnya. Pada
perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat
untuk membesarkan ikan ini. Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal,
warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil,
mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish).
Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.
2. SENTRA PERIKANAN
Penangkaran ikan patin banyak terdapat di Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat,
Kalimantan.
3. JENIS
Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut:
Ordo : Ostarioplaysi.
Subordo : Siluriodea.
Famili : Pangasidae.
Genus : Pangasius.
Spesies : Pangasius pangasius Ham. Buch.
Kerabat patin di Indonesia terdapat cukup banyak, diantaranya:
1. Pangasius polyuranodo (ikan juaro)
2. Pangasius macronema
3. Pangasius micronemus
4. Pangasius nasutus
5. Pangasius nieuwenhuisii
4. MANFAAT
1. Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2. Sebagai ikan hias.
5. PERSYARATAN LOKASI
1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak
berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor
sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3. Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka
lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus
diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan
penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).
5. Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara
26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan
heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
6. Keasaman air berkisar antara: 6,5–7.
XE: -Victor
BalasHapus-Erick
-Syandi
lanjutan
2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,yaitu ikan mas.
3. Kawin suntik (induce breeding).
4. Pengurutan (striping).
5. Penetasan telur.
6. Perawatan larva.
7. Pendederan.
8. Pemanenan.
Pada usaha budidaya yang semakin berkembang, tempat pembenihan dan pembesaran sering
kali dipisahkan dengan jarak yang agak jauh. Pemindahan benih dari tempat pembenihan ke
tempat pembesaran memerlukan penanganan khusus agar benih selamat. Keberhasilan
transportasi benih ikan biasanya sangat erat kaitannya dengan kondisi fisik maupun kimia air,
terutama menyangkut oksigen terlarut, NH3, CO2 , pH, dan suhu air.
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun
di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan
kolam secara gravitasi.
1. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai
contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila
hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan
pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja.
Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau
kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu
pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk
pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
2. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas
kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk
kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk
dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m 2 dengan 18 buah
ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk
menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan
pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam
kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan
kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam
pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat
menyebar ke daerah yang ada telurnya.
3. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan
pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama
dengan luas 25-500 m 2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m 2 per petak.
Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan
pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di
dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat
berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan
penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak
tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu
dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
2. Pembibitan
1. Menyiapkan Bibit
Bibit yang hendak dipijahkan bisa berasal dari hasil pemeliharaan dikolam
sejak kecil atau hasil tangkapan dialam ketika musim pemijahan tiba. Induk
yang ideal adalah dari kawanan patin dewasa hasil pembesaran dikolam
sehingga dapat dipilihkan induk yang benar-benar berkualitas baik.
2. Perlakuan dan Perawatan Bibit
Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus
XE :- victor
BalasHapus-erick
-syandi
lanjutan
di dalam sangkar terapung. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan
khusus yang banyak mengandung protein. Upaya untuk memperoleh induk
matang telur yang pernah dilakukan oleh Sub Balai Penelitian Perikanan Air
Tawar Palembang adalah dengan memberikan makanan berbentuk gumpalan
(pasta) dari bahan-bahan pembuat makanan ayam dengan komposisi tepung
ikan 35%, dedak halus 30%, menir beras 25%, tepung kedelai 10%, serta
vitamin dan mineral 0,5%. Makanan diberikan lima hari dalam seminggu
sebanyak 5% setiap hari dengan pembagian pagi hari 2,5% dan sore hari
2,5%. Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot
ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.
Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah
sebagai berikut :
1. Induk betina
�� Umur tiga tahun.
�� Ukuran 1,5–2 kg.
�� Perut membesar ke arah anus.
�� Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
�� Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
�� Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
�� kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir
telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.
2. Induk jantan
�� Umur dua tahun.
�� Ukuran 1,5–2 kg.
�� Kulit perut lembek dan tipis.
�� Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.
�� Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam
akuarium berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm. Setiap akuarium
diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan
penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator
ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen
untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu
ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat
menggunakan kompor untuk menghemat dana. Benih umur
sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena
masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau
kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan
tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus.
Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup
berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu
air dan jentik nyamuk. Pembesaran ikan patin dapat dilakukan
di kolam, di jala apung, melalui sistem pen dan dalam
karamba.
1. Pembesaran ikan patin di kolam dapat dilakukan
melalui sistem monokultur maupun polikultur.
2. Pada pembesaran ikan patin di jala apung, hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah: lokasi pemeliharaan,
bagaimana cara menggunakan jala apung, bagaimana
kondisi perairan dan kualitas airnya serta proses
pembesarannya.
3. Pada pembesaran ikan patin sistem pen, perlu
diperhatikan: pemilihan lokasi, kualitas air, bagaimana
penerapan sistem tersebut, penebaran benih, dan
pemberian pakan serta pengontrolan dan
pemanenannya.
4. Pada pembesaran ikan patin di karamba, perlu
diperhatikan masalah: pemilihan lokasi, penebaran
benih, pemberian pakan tambahan, pengontrolan dan
XE :- victor
BalasHapus-erick
-syandi
lanjutan
pemanenan. Hampang dapat terbuat dari jaring, karet,
bambu atau ram kawat yang dilengkapi dengan tiang
atau tunggak yang ditancapkan ke dasar perairan.
Lokasi yang cocok untuk pemasangan hampang :
kedalaman air ± 0,5-3 m dengan fluktuasi kedalaman
tidak lebih dari 50 cm, arus tidak terlalu deras, tetapi
cukup untuk sirkulasi air dalam hampang. Perairan
tidak tercemar dan dasarnya sedikit berlumpur.
Terhindar dari gelombang dan angin yang kencang
serta terhindar dari hama, penyakit dan predator
(pemangsa). Pada perairan yang dasarnya berbatu,
harus digunakan pemberat untuk membantu
mengencangkan jaring. Jarak antara tiang
bambu/kayu sekitar 0,5-1 m.
3. Pemeliharaan Pembesaran
1. Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam,
yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyakbanyaknya.
Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk
hijau dengan dosis 50–700 gram/m 2
2. Pemberian Pakan
Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan
yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan
peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan
kenaikan berat badan ikan dalam hampang. Hal ini dapat diketahui dengan
cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang
dipelihara (smpel).
3. Pemeliharaan Kolam dan Tambak
Selama pemeliharaan, ikan dapat diberi makanan tambahan berupa pellet
setiap hari dan dapat pula diberikan ikan-ikan kecil/sisa (ikan rucah) ataupun
sisa dapur yang diberikan 3-4 hari sekali untuk perangsang nafsu makannya.
7. HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung hama yang mungkin menyerang antara
lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Hama serupa juga terdapat
pada usaha pembesaran patin sistem hampang (pen) dan karamba. Karamba yang
ditanam di dasar perairan relatif aman dari serangan hama. Pada pembesaran ikan
patin di jala apung (sistem sangkar ada hama berupa ikan buntal (Tetraodon sp.)
yang merusak jala dan memangsa ikan. Hama lain berupa ikan liar pemangsa adalah
udang, dan seluang (Rasbora). Ikan-ikan kecil yang masuk kedalam wadah budidaya
akan menjadi pesaing ikan patin dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen.
Untuk menghindari serangan hama pada pembesaran di jala apung (rakit) sebaiknya
ditempatkan jauh dari pantai. Biasanya pinggiran waduk atau danau merupakan
markas tempat bersarangnya hama, karena itu sebaiknya semak belukar yang tumbuh
di pinggir dan disekitar lokasi dibersihkan secara rutin. Cara untuk menghindari dari
serangan burung bangau (Lepto-tilus javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbo
sinensis), blekok (Ramphalcyon capensis capensis) adalah dengan menutupi bagian
atas wadah budi daya dengan lembararan jaring dan memasang kantong jaring
tambahan di luar kantong jaring budi daya. Mata jaring dari kantong jaring bagian luar
ini dibuat lebih besar. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat masuk, ikan
patin juga tidak akan berlompatan keluar.
2. Penyakit
Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi
adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen.
Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya
timbul karena gangguan organisme patogen.
XE :- victor
BalasHapus-erick
-syandi
lanjutan
1. Penyakit akibat infeksi Organisme patogen yang menyebabkan infeksi
biasanya berupa parasit, jamur, bakteri, dan virus. Produksi benih ikan patin
secara masal masih menemui beberapa kendala antara lain karena sering
mendapat serangan parasit Ichthyoptirus multifilis (white spot) sehingga
banyak benih patin yang mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan.
Dalam usaha pembesaran patin belum ada laporan yang mengungkapkan
secara lengkap serangan penyakit pada ikan patin, untuk pencegahan,
beberapa penyakit akibat infeksi berikut ini sebaiknya diperhatikan.
1. Penyakit parasit
Penyakit white spot (bintik putih) disebabkan oleh parasit dari bangsa
protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis Foquet. Pengendalian:
menggunakan metil biru atau methilene blue konsentrasi 1% (satu
gram metil biru dalam 100 cc air). Ikan yang sakit dimasukkan ke
dalam bak air yang bersih, kemudian kedalamnya masukkan larutan
tadi. Ikan dibiarkan dalam larutan selama 24 jam. Lakukan
pengobatan berulang-ulang selama tiga kali dengan selang waktu
sehari.
2. Penyakit jamur
Penyakit jamur biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan.
Penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan.
Penyebab penyakit jamur adalah Saprolegnia sp. dan Achlya sp. Pada
kondisi air yang jelek, kemungkinan patin terserang jamur lebih besar.
Pencegahan penyakit jamur dapat dilakukan dengan cara menjaga
kualitas air agar kondisinya selalu ideal bagi kehidupan ikan patin.
Ikan yang terlanjur sakit harus segera diobati. Obat yang biasanya di
pakai adalah malachyt green oxalate sejumlah 2 –3 g/m air (1 liter)
selama 30 menit. Caranya rendam ikan yang sakit dengan larutan
tadi, dan di ulang sampai tiga hari berturut- turut.
3. Penyakit bakteri
Penyakit bakteri juga menjadi ancaman bagi ikan patin. Bakteri yang
sering menyerang adalah Aeromonas sp. dan Pseudo-monas sp. Ikan
yang terserang akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh
terutama di bagian dada, perut, dan pangkal sirip. Penyakit bakteri
yang mungkin menyerang ikan patin adalah penyakit bakteri yang
juga biasa menyerang ikan-ikan air tawar jenis lainnya, yaitu
Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp. Ikan patin yang terkena penyakit
akibat bakteri, ternyata mudah menular, sehingga ikan yang terserang
dan keadaannya cukup parah harus segera dimusnahkan. Sementara
yang terinfeks, tetapi belum parah dapat dicoba dengan beberapa cara
pengobatan. Antara lain:
1. Dengan merendam ikan dalam larutan kalium permanganat
(PK) 10-20 ppm selama 30–60 menit,
2. Merendam ikan dalam larutan nitrofuran 5- 10 ppm selama
12–24 jam, atau
3. merendam ikan dalam larutan oksitetrasiklin 5 ppm selama 24
jam.
2. Penyakit non-infeksi
Penyakit non-infeksi banyak diketemukan adalah keracunan dan kurang
gizi.Keracunan disebabkan oleh banyak faktor seperti pada pemberian pakan
yang berjamur dan berkuman atau karena pencemaran lingkungan perairan.
Gajala keracunan dapat diidentifikasi dari tingkah laku ikan. - Ikan akan
lemah, berenang megap-megap dipermukaan air. Pada kasus yang berbahaya,
ikan berenang terbalik dan mati. Pada kasus kurang gizi, ikan tampak kurus
dan kepala terlihat lebih besar, tidak seimbang dengan ukuran tubuh, kurang
lincah dan berkembang tidak normal.
�� Kendala yang sering dihadapi adalah serangan parasit Ichthyoptirus
multifilis (white spot) mengakibatkan banyak benih mati, terutama
benih yang berumur 1-2 bulan.
�� Penyakit ini dapat membunuh ikan dalam waktu singkat.
XE :- victor
BalasHapus-erick
-syandi
lanjutan
�� Organisme ini menempel pada tubuh ikan secara bergerombol sampai
ratusan jumlahnya sehingga akan terlihat seperti bintik-bintik putih.
�� Tempat yang disukai adalah di bawah selaput lendir sekaligus merusak
selaput lendir tersebut.
8. PANEN
1. Penangkapan
Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan
mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian
bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan
terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap
mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.
2. Pembersihan
Ikan patin yang dipelihara dalam hampang dapat dipanen setelah 6 bulan. Untuk
melihat hasil yang diperoleh, dari benih yang ditebarkan pada waktu awal dengan
berat 8-12 gram/ekor, setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor.
Pemungutan hasil dapat dilakukan dengan menggunakan jala sebanyak 2-3 buah dan
tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2-3 orang. Ikan yang ditangkap dimasukkan
kedalam wadah yang telah disiapkan.
9. PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan patin dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup
maupun ikan segar.
1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan
hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam
keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
1. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2. Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu
diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak
dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan
daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan
seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak
maksimum 50 cm.
4. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan
jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian
ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi
dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga
antara ikan dengan penutup kotak.
3. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai
berikut:
1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak
cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik
(sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan
penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air
sumur yang telah diaerasi semalam.
XE :- victor
BalasHapus-erick
-syandi
lanjutan
3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan
aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m
atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat
menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5
cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran
benihnya.
4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi
menjadi dua bagian, yaitu:
1. Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak
memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba.
Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk
mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
2. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan
waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume
media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer
Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram.
3. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:
1. masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian
benih;
2. hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke
permukaan air;
3. alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik
sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1);
4. kantong plastik lalu diikat.
5. kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi
membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50
m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong
plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai
berikut:
• Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter
air bersih).
• Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit
demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
• Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
• Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan
diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm
selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti
KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
• Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya. Pengemasan benih
harus dapat menjamin keselamatan benih selama pengangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan benih ikan patin yaitu:
• Sediakan kantong plastik sesuai kebutuhan. Setiap kantong dibuat rangkap untuk
menghindari kebocoran. Sediakan karet gelang untuk simpul sederhana. Masingmasing
kantong diisi air sumur yang telah diaerasi selama 24 jam.
• Benih ikan yang telah dipuasakan selama 18 jam ditangkap dengan serokan halus
kemudian dimasukan kedalam kantong plastik tadi.
• Satu persatu kantong diisi dengan oksigen murni (perbandingan air:oksigen = 1:2).
Setelah itu segera diikat dengan karet gelang rangkap.
• Kantong-kantong plastik berisi benih dimasukkan kedalam kardus.
XE :- victor
BalasHapus-erick
-syandi
lanjutan
• Lama pengangkutan. Benih ikan patin dapat diangkut selama 10 jam dengan tingkat
kelangsungan hidup mencapai 98,67%. Jika jarak yang hendak ditempuh memerlukan
waktu yang lama maka satu- satunya cara untuk menjamin agar ikan tersebut
selamat adalah dengan mengurangi jumlah benih ikan di dalam setiap kantong plastik.
Berdasarkan penelitian terbukti bahwa benih patin masih aman diangkut selama 14 jam
dengan kapadatan 300 ekor per liter.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis usaha ikan patin pada tahun 1999 di daerah Jawa Barat adalah
sebagai berikut:
1. Biaya produksi
1. Kolam pemijahan 2 x 2 m Rp. 200.000,-
2. Bibit /benih
�� 2 ekor induk @ Rp. 150.000,- Rp. 300.000,-
�� Ikan donor 5 Kg @ Rp. 10.000,- Rp. 50.000,-
3. Pakan/makanan (Artemia Salina) Rp. 80.000,-
4. Obat
�� Alat suntik 0,5 cc (2 buah) @ Rp. 4000,- Rp. 8.000,-
�� Pregnil Rp. 50.000,-
5. Alat
�� Bangunan dan sumur Rp. 2.000.000,-
�� Genzet Rp. 2.500.000,-
�� Aerator Rp. 500.000,-
�� Selang aquarium 50 m @ Rp 1000,- Rp. 50.000,-
�� Kompor (4 unit) @ Rp. 25.000,- Rp. 100.000,-
�� 100 unit aquarium: 40x80 cm @ Rp 35.000,- Rp. 3.500.000,-
6. Tenaga kerja
�� Tenaga kerja tetap 14 hari, 2 orang @ Rp.20.000,- Rp.
560.000,-
7. Biaya tak terduga 10% Rp. 989.800,-
Jumlah biaya produksi Rp. 10.887.800,-
2. Biaya investasi rata-rata/aquarium Rp. 98.000,-
3. Presentase output terhadap investasi/aquarium 3,15 %
4. Analisis usaha untuk menutup investasi
1. Periode 1: 2 Minggu pertama Benih @ Aquarium:100
ekor=100x100xRp.125,- Rp. 1.250.000,-
2. Periode II : Pengeluaran Tetap/2 mingguan Rp. 480.000,-
Dari perhitungan di atas pada periode ke 14 atau sekitar 7 bulan, telah dapat
menutup investasi, Pada Produksi ke 15 ke atas sudah dapat memetik
keuntungan
2. Gambaran Peluang Agribisnis
Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau
alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang
sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak
potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal
permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit dan
hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan
dalam hal periizinan import. Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan ikan
patin dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari
jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun. Apabila pasaran lokal ikan patin mengalami kelesuan, maka akan sangat
berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di
XE :- victor
BalasHapus-erick
-syandi
lanjutan
pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan patin boleh dikatakan hampir tak ada
masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor
permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan
merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.
11. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim (1995). Pembesaran Ikan Patin Dalam Hampang (Banjarbaru: Lembar
Informasi Pertanian.
2. Aida, Siti Nurul, dkk. (1992/1993). Pengaruh Pemberian Kapur Pada Mutu Air dan
Pertumbuhan Ikan Patin di Kolam Rawa Non Pasang Surut dalam Prosiding Seminar
Hasil Penelitian Perikanan Air Tawar.
3. Arifin, Zainal. (1987). “Pembenihan Ikan Patin (Pangasius pangasius) Dengan
Rangsangan Hormon” , Buletin Penelitian Perikanan Darat. 6 (1), 1987: 42 - 47.
4. Arifin, Zainal, Pengaruh Pakan Terhadap Pematangan Calon Induk Ikan Patin
(Pangasius pangasius) dalam Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perikanan Air Tawar
1992/1993.
5. --------------, dkk. Perawatan Larva Ikan Patin (Pangasius pangasius) dengan
Lingkungan Air Yang Berbeda dalam Proseding Seminar Hasil Penelitian Perikanan Air
Tawar 1992/1993.
6. --------------, dkk. Pemberian Pakan Berbeda Pada Pembesaran Ikan Patin (Pangasius
pangsius) Dalam Sangkar dalam Proseding Seminar Hasil Penelitian Perikanan Air
Tawar 1992/1993.
7. --------------, dan Asyari, Pembesaran Ikan Patin (Pangasius pangasius) dalam
Sangkar di Kolam dengan Kualitas Air yang Berbeda dalam Proseding Seminar Hasil
Penelitian Perikanan Air Tawar 1991/1992, Balitkanwar, Bogor, 1992.
8. --------------, dan Asyari, Perawatan Larva Ikan Patin (Pangasius pangasius) Dengan
Sistem Resirkulasi dalam Proseding Seminar Hasil Penelitian Perikanan Air Tawar
1991/1992, Balitkanwar, Bogor, 1992.
9. --------------; Asyari (1992). Pendederan Benih Ikan Patin (Pangasius pangasius)
dalam Sangkar dalam Proseding Seminar Hasil Penelitian Perikanan Air Tawar
1991/1992, Balitkanwar, Bogor, 1992.
10. Susanto, Heru (1999). Budi Daya Ikan Patin. Jakarta: Penebar Swadaya, 1999 ).
11. Widiayati, Ani, dkk., Pegaruh Padat Tebar Induk Patin (Pangasius pangasius ) Yang
dipelihara di Karamba Jaring Apung dalam Proseding Seminar Hasil Penelitian
Perikanan Air Tawar 1991/1992, Balitkanwar, Bogor, 1992.
12. KONTAK HUBUNGAN
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS;
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
Kelas XF:
BalasHapus-susan
-novi Juwita
BUDIDAYA IKAN PATIN
Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkembang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan Patin Siam hanya bisa dilakukan secara buatan atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik (induce breeding).
Di setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish. Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau lele bangkok (Jawa), dan ikan juara (Sumatra dan Kalimantan).
Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan gonad ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Pematangan di bak tembok
Pematangan gonad ikan patin juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 8 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 50 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi induk ikan patin dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih. Usahakan saat seleksi mengangkap ikan lebih dari satu, sebagai cadangan.
Kelas XF:
BalasHapus-Susan
-Novi Juwita
LANJUTAN
BUDIDAYA IKAN PATIN
Pemberokan
Pemberokan induk patin dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air bersih setinggi 40 – 50; masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan mengalir selama pemberokan. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan.
Penyuntikan dengan ovaprim
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,2 ml/kg induk jantan.
Penyuntikan dengan hypopisa
Penyuntikan bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 – 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,6 ml/kg induk jantan.
Pengambilan sperma
Pengambilan sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.
Kelas XF:
BalasHapus-Susan
-Novi Juwita
LANJUTAN
BUDIDAYA IKAN PATIN
Pengeluaran telur
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
Penetasan di akuarium
Penetasan telur ikan patin dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri pakan berupa naupli artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh dengan menggunakan gayung plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.
Pendederan I di kolam
Pendederan I ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan I di bak tembok
Pendederan I ikan patin bisa juga dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan bak tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m; keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang tidak termakan; panen setelah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut dengan ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Kelas XF:
BalasHapus-Susan
-Novi Juwita
LANJUTAN
BUDIDAYA IKAN PATIN
Pembesaran
Pembesaran ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis pertama
Pembesaan ikan patin bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendedera III yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis kedua
Pembesaan ikan bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan. Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan 200 kg benih hasil pendederan III yang sudah diseleksi; selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan, tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan setelah 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 - 500 kg
Kelas:XC
BalasHapus-Dian Elizabeth
-Diana Edward
-Julia Sonatha
-Sinta Melinda
-Tiffany Valencia W.
-Vellen Varlensia
BUDIDAYA IKAN PATIN
SEKILAS TENTANG PATIN SIAM
Patin Siam atau Patin Siam (Pangasius hypopthalmus) termasuk ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Permintaan pasarnya cukup tinggi, terutama di Pulau Sumatra dan Kalimantan, tetapi pasokannya rendah. Keadaan ini menjadikan harga ikan patin menjadi tinggi. Inilah suatu peluang yang baik untuk dijadikan sebagai lahan usaha.
Patin Siam, yang dulu bernama latin Pangasius sutchi fowler ini bukan ikan asli Indonesia, tetapi dari negara lain. Ikan ini berasal dari Bangkok, Thailand yang didatangkan ke Indonesia pada tahun 1972. Karena bentuk tubuh Patin Siam mirip dengan Patin Indonesia atau patin lokal (Pangasius pangasius), maka ikan ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Patin Siam merupakan salah satu genus lele-lelean, dan termasuk ikan berkumis (catfish). Sebutan atau nama Patin Siam di setiap tempat dan negara berbeda-beda. Di negara asalnya, Patin Siam bernama Pla Sawai. Di Malaysia, selain diberi nama patin, disebut juga ikan lawang, martinus, dan tikol.
Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish. Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau lele bangkok (Jawa), dan ikan juara (Sumatra dan Kalimantan).
Secara umum, budidaya Patin Siam dibagi kedalam dua tahap, yaitu pembenihan dan pembesaran. Pembenihan adalah kegiatan menyediakan benih-benih ikan yang siap dipelihara di kolam pembesaran. Sedangkan pembesaran adalah kegiatan memelihara benih, hasil pembenihan hingga menjadi konsumsi.
Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan Patin Siam hanya bisa dilakukan secara buatan atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik (induce breeding). Meski sulit, pembenihan Patin Siam sudah lama berhasil, dan berkembang pesat di Indonesia.
Kelas:XC
BalasHapus-Dian Elizabeth
-Diana Edward
-Julia Sonatha
-Sinta Melinda
-Tiffany Valencia W.
-Vellen Varlensia
LANJUTAN
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI PATIN SIAM
Saanin (1984) mengklasifikasi Patin Siam sebagai berikut : Filum: Chordata, Sub Filum: Vertebrata, Kelas: Pisces, Sub Kelas: Teleostei, Ordo: Ostariophysi, Sub Ordo: Siluroidei, Famili: Schilbeidae, Genus: Pengasius, Spesies: Pangasius hypopthalmus. Selain klasifikasi dia atas, ada juga para ahli yang menglasifikasi lain, sehingga Patin Siam itu ber-spesies Pangasanodon hypopthalmus
Patin Siam bertubuh panjang dengan perbandingan panjang dan tinggi sekitar 4 : 1. Bila dipotong secara vertikal, Patin Siam bertubuh pipih dengan perbandingan tinggi dan lebar sekitar 3 : 1. Dengan perbandingan seperti itu Patin Siam bertubuh tipis, atau tidak bulat, seperti ikan lele. Tanda khas lainnya adalah Patin Siam berpugung lurus, mulai dari punggung sampai pangkal ekor.
Tidak seperti ikan mas dan nila, Patin Siam tak bersisik, sehingga yang nampak hanya kulitnya saja. Namun kulit Patin Siam tidak halus seperti lele, tetapi agak kasar. Pada bagian itu terlihat warna tubuhnya. Warna tubuh Patin Siam seperti terbagi dua, yaitu punggung berwarna hijau, abu-abu gelap, sedangkan bagian perut berwarna putih perak. Pada bagian itu terdapat dua garis, garis pertama memanjang dari kepala sampai ke pangkal ekor, sedangkan garis kedua memanjang dari kepala sampai ke ujung sirip dubur.
Tubuh Patin Siam terbagi tiga bagian, yaitu kepala, badan dan ekor. Kepalanya kecil, dan gepeng dengan batok kepala yang keras. Mata yang kecil, hidung yang kecil, mulut yang bercelah lebar dengan dua pasang sungut maksila dan mandibula, atau kumis. Inilah yang menjadi ciri khas catfish (ikan berkumis seperti kucing). Pada rongga mulut mempunyai gigi palatin yang terpisah dari tulang vomer. Tutup insang tidak terlalu besar, menutup bagian kepala.
Patin Siam bersirip lima, yaitu sebuah sirip punggung (dorsal fin), sebuah ekor (caudal fin), sebuah sirip dubur (anal fin), sepasang sirip perut (ventral fin) dan sepasang sirip dada ( pectoral fin). Sirip punggung kecil dan pendek, berada tepat di atas perut. Sirip dubur panjang, kurang lebih sepertiga dari panjang tubuhnya, dan berjari-jari sirip 29 – 33. Selain kelima sirip, Patin Siam meiliki sirip yang tidak dimiliki ikan lain, yaitu bersirip lemah (adipose fin) yang letaknya di belakang sirip punggung.
Patin Siam dan Patin Lokal dapat dibedakan dari bentuk tubuh, bentuk sirip punggung, patil pada sirip dada. Patin Siam bertubuh lebih panjang dari Patin Lokal, tetapi memiliki sirip punggung dan memiliki patil yang lebih pendek. Atau Patin Lokal lebih pendek, hampir menyerupai tubuh ikan betutu. Selain itu, patin siam berdaging agak kuning. Sedangkan Patin Lokal berdaging putih dan rasanya lebih enak.
Kelas:XC
BalasHapus-Dian Elizabeth
-Diana Edward
-Julia Sonatha
-Sinta Melinda
-Tiffany Valencia W.
-Vellen Varlensia
LANJUTAN
SYARAT LAHAN BUDIDAYA PATIN SIAM
Lahan untuk membangun fasilitas budidaya patin siam harus memenuhi persyaratan teknis, sosiologis, dan ekonomis. Hal ini bertujuan agar proses produksi dapat berjalan lancar sepanjang tahun dan tidak menemukan banyak kendala dalam pelaksanaannya.
Secara teknis, lahan untuk fasilitas produksi patin siam harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : a. Dekat dengan sumber air, tapi bukan daerah banjir, b. Kualitas airnya baik dan tidak tercemar oleh limbah industri dan logam berat, c. Air mengalir kontinu sepanjang tahun, d. Berada pada ketinggian maksimal 800 m di atas permukaan laut, e. jenis tanahnya baik dan tidak porous, f. luas lahan sesuai dengan skala usaha.
Secara sosiologis, lahan untuk fasilitas produksi patin siam harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : a. Dapat menjaga lingkungan hidup dan kelestarian alam. Artinya, lahan yang digunakan tidak merusak lingkungan yang sudah ada sehingga nantinya dapat terjalin hubungan baik dengan masyarakat pengguna lahan di sekitarnya; b. Menggunakan sumber daya alam yang ada di se-kitarnya. Artinya, dalam penyediaan sarana dan prasarana tidak harus mencari atau mendatangkan dari daerah lain, sehingga biaya penyediaannya murah; c. Menggunakan tenaga kerja penduduk sekitarnya. Artinya, orang-orang yang bekerja berasal dari masyarakat sekitarnya, sehingga bisa mengurangi pengangguran dan tidak menimbulkan kecemburu-an social; d. Keamanan lahan terjamin atau tidak diganggu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab; e. Memperoleh ijin tokoh-tokoh setempat dan persetu-juan dari masyarakat sekitarnya.
Secara ekonomis, lahan fasilitas produksi patin siam harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : a. Dekat dengan daerah pemasaran, agar mudah dalam memasarkan hasil dan tidak memerlukan biaya yang besar dalam pengangkutan; b. Tersedia prasarana jalan yang baik dan sarana ang-kutan yang memadai, agar pengangkutan sarana produksi dan pemasaran hasil bisa lebih cepat; c. Lokasi tidak jauh dari pusat kota agar sarana pro-duksi mudah diperoleh dan harganya tidak terlalu mahal; d. Sarana produksi mudah didapat, sehingga bila dibutuhkan segera dapat diperoleh; e. Sarana perhubungan lain, seperti telepon lancar, sehingga mudah dalam komunikasi.
Anggota kelompok :
BalasHapusSteven Lee (32)
Feronica (09)
Santi Febrianti (27)
Samuel Malik (26)
Xa
Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkembang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan Patin Siam hanya bisa dilakukan secara buatan atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik (induce breeding).
Di setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish. Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau lele bangkok (Jawa), dan ikan juara (Sumatra dan Kalimantan).
Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan gonad ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Pematangan di bak tembok
Pematangan gonad ikan patin juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 8 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 50 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi induk ikan patin dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih. Usahakan saat seleksi mengangkap ikan lebih dari satu, sebagai cadangan.
Anggota kelompok :
BalasHapusSteven Lee (32)
Feronica (09)
Santi Febrianti (27)
Samuel Malik (26)
Xa
LANJUTAN
Pemberokan
Pemberokan induk patin dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air bersih setinggi 40 – 50; masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan mengalir selama pemberokan. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan.
Penyuntikan dengan ovaprim
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan
kedua dengan dosis 0,2 ml/kg induk jantan.
Penyuntikan dengan hypopisa
Penyuntikan bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 – 12 jam.
Anggota kelompok :
BalasHapusSteven Lee (32)
Feronica (09)
Santi Febrianti (27)
Samuel Malik (26)
Xa
LANJUTAN
Pengambilan sperma
Pengambilan sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.
Pengeluaran telur
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
Penetasan di akuarium
Penetasan telur ikan patin dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri pakan berupa naupli artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh dengan menggunakan gayung plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.
Pendederan I di kolam
Pendederan I ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan I di bak tembok
Anggota kelompok :
BalasHapusSteven Lee (32)
Feronica (09)
Santi Febrianti (27)
Samuel Malik (26)
Xa
LANJUTAN
Pendederan I di bak tembok
Pendederan I ikan patin bisa juga dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan bak tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m; keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang tidak termakan; panen setelah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut dengan ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis pertama
Pembesaan ikan patin bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendedera III yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis kedua
Pembesaan ikan bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan
Anggota kelompok :
BalasHapusSteven Lee (32)
Feronica (09)
Santi Febrianti (27)
Samuel Malik (26)
Xa
Pendederan I di bak tembok
Pendederan I ikan patin bisa juga dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan bak tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m; keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang tidak termakan; panen setelah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut dengan ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis pertama
Pembesaan ikan patin bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendedera III yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis kedua
Pembesaan ikan bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan
Anggota kelompok :
BalasHapusSteven Lee (32)
Feronica (09)
Santi Febrianti (27)
Samuel Malik (26)
Xa
ASPEK PRODUKSI, BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN PATIN
PERSYARATAN LOKASI
Dalam budidaya ikan patin baik sistem karamba maupun fence terdapat 3 sub sistem pemeliharaan, yaitu pembenihan, pendederan dan pembesaran. Pembenihan adalah kegiatan pemeliharaan induk untuk menghasilkan telur sampai dengan larva. Pendederan adalah kegiatan pemeliharaan ikan patin ukuran tertentu dari hasil pembenihan sebagai transito sebelum dipelihara di tempat pembesaran. Pembesaran adalah pemeliharaan ikan patin ukuran tertentu dari hasil pendederan sampai menghasilkan ikan ukuran konsumsi.
Dalam usaha budidaya ikan patin persyaratan lokasi yang harus dipenuhi untuk mencapai produksi yang menguntungkan meliputi sumber air, kualitas air dan tanah serta kuantitas air. Kriteria persyaratan tersebut berbeda tergantung daripada sistem budidaya yang digunakan. Sebelum menetapkan lokasi usaha, selain harus memenuhi persyaratan tersebut perlu pula dipastikan kelayakan lokasi budidaya ditinjau dari segi gangguan alam, gangguan pencemaran, gangguan predator, gangguan keamanan dan gangguan lalu lintas angkutan air. Uraian berikut adalah persyaratan lokasi yang perlu diperhatikan menurut Khairuman, Amd dan Ir. Dodi Sudenda (Budidaya Patin Secara Intensif, 2002)
a. Persyaratan lokasi budidaya di kolam
Sumber air :
Sumber air dapat berasal dari saluran irigasi teknis, sungai atau air tanah yang berasal dari sumur biasa atau pompa. Pembesaran ikan patin tidak memerlukan sumber air yang senantiasa mengalir sepanjang waktu, namun untuk pembenihan kondisi airnya harus bersih. Read the rest of this entry »
ASPEK PEMASARAN, BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN PATIN
PERMINTAAN
Secara nasional tidak diperoleh data mengenai besarnya permintaan konsumsi ikan patin. Namun, dari pengembangan budidaya ikan patin yang semakin meluas diduga bahwa permintaan ikan patin cenderung meningkat meskipun masih bersifat lokal dan belum merata di seluruh Indonesia. Permintaan ikan patin meningkat khususnya pada bulan-bulan tertentu yaitu pada hari raya keagamaan (Idul Fitri, Natal, dll). Hal lain yang menyebabkan permintaan ikan patin meningkat adalah karena ikan patin tergolong menu khusus atau istimewa menurut adat dan atau budaya lokal.
Besarnya permintaan pasar, ditandai dengan penjualan ikan patin oleh pedagang pengumpul/agen di kabupaten OKI ke kabupaten lain seperti Lahat, Prabumulih, Pagar Alam, Muara Enim, Palembang dan ke provinsi lain seperti Lampung, Bengkulu dan Jambi. Penjualan ikan patin ke luar kabupaten OKI rata-rata 40 ton per bulan. Di kabupaten OKI ada 5 pedagang pengumpul/agen, sehingga perdagangan ikan patin mencapai 200 ton setiap bulan atau 2.400 ton (77%) dari produksi budidaya ikan patin dalam setahun.
PENAWARAN
Produksi ikan patin semula hanya ikan patin lokal tangkapan yang berasal dari perairan umum di beberapa provinsi di Sumatera dan Kalimantan. Namun, saat ini produksi ikan patin sebagian besar adalah hasil budidaya, terutama sejak diperkenalkannya ikan patin jenis siam dari Thailand. Wilayah produksi budidaya ikan patin terdapat pada daerah tertentu, seperti di Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Riau Kalimantan Selatan dan Jawa. Dari segi sumber daya yang tersedia, wilayah tersebut cukup potensial untuk pengembangan budidaya ikan patin. Tidak diperoleh informasi mengenai produksi ikan
Anggota kelompok :
BalasHapusSteven Lee (32)
Feronica (09)
Santi Febrianti (27)
Samuel Malik (26)
Xa
patin dari budidaya dan perairan umum di Indonesia, namun dari hasil wawancara dengan peneliti di beberapa Balai Riset Perikanan Air tawar diperoleh kesan bahwa produksi ikan patin di Indonesia masih tergolong sedikit. Read the rest of this entry »
BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN PATIN
Ikan yang biasanya ditemukan di sungai-sungai besar ini jenisnya relatif banyak dan sampai saat ini dikenal sekitar 13 jenis. Dalam bahasa Inggris ikan patin populer sebagai catfish alias ikan kucing lantaran mempunyai “kumis”. Jenis-jenis ikan patin menurut Khairuman, Amd dan Ir. Dodi Sudenda (Budi Daya Patin Secara Intensif, 2002) antara lain :
1. Patin lokal dengan nama ilmiah Pangasius spp. Salah satu jenis populer yang berpeluang menjadi komoditas ekspor adalah patin jambal (Pangasius djambal Bleeker) yang hidup di sungai-sungai besar di Indonesia. Jenis lain adalah patin kunyit yang hidup di sungai-sungai besar di Riau.
2. Pangasius polyuranodo (ikan juaro), Pangasius macronema (ikan rios, riu, lancang), Pangasius micronemus (wakal, rius caring), Pangasius nasutus (pedado) dan Pangasius nieuwenbuissii (ikan lawang) yang penyebarannya hanya di Kalimantan Timur.
3. Patin bocourti yang terdapat di perairan umum di Vietnam dan merupakan komoditas ekspor ke Amerika Serikat, Eropa dan beberapa negara Asia.
4. Patin siam dengan nama latin Pangasius hypopthalmus adalah patin bangkok atau lele bangkok lantaran asalnya dari Bangkok (Thailand)
Budidaya ikan patin lokal di Indonesia sudah mulai dirintis sejak tahun 1985, setelah Balai Penelitian Perikanan Air Tawar berhasil mengembangkan belum disebarluaskan kepada masyarakat.
Potensi perikanan di republik ini sungguh sangat berlimpah di perairan darat maupun di lautan, namun sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahtrakyat. Karena kebokbrokan mental aparatur negara hasil perikanan laut kita terkuras oleh 'ilegal fishing' -nyaris sama seperti hutan kita yang gundul oleh 'ilegal logging', semuanya hanya dinikmati sekelompok rakus yang tidak memikirkan kemajuan bangsa bersama. Bundel kliping info perikanan ini semoga dapat menghimpun segala informasi untuk menggugah masyarakat luas akan urgensi penyelamatan potensi perikanan nasional
Flickr Photoseraan
UKURAN IKAN PATIN:
Ikan patin merupakan salah satu komoditi ikan air tawar yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Beberapa keunggulan ikan patin seperti tempat pemeliharaan tidak memerlukan air yang mengalir dan hanya dalam waktu pemeliharaan 6 bulan dapat mencapai panjang 35 - 40 cm.
Permasalahan dalam budidaya ikan patin adalah fluktuasi harga yang cukup tajam dan penurunan harga pada saat panen. Berdasarkan permasalahan tersebut kemudian dibuat rumusan masalah sebagai berikut : 1) belum diketahuinya umur panen ikan patin untuk mendapatkan laba maksimum, 2) Belum diketahuinya adanya perbedaan laba antara budidaya ikan patin pola panen 1-6 bulan, 1-3 bulan dan 4-6 bulan, 3) belum diketahuinya berapa laba maksimum dari ketiga model pola panen tersebut.
Dari hasil penelitian ini ternyata tidak diperoleh jumlah kolam yang optimum dalam budidaya ikan patin, sehubungan jumlah produksi meningkat dengan bertambahnya kolam atau jumlah kolam berbanding lurus dengan jumlah produksi. Tetapi berdasarkan
Anggota kelompok :
BalasHapusSteven Lee (32)
Feronica (09)
Santi Febrianti (27)
Samuel Malik (26)
Xa
LANJUTAN
hasil usaha penggunaan kolam untuk umur pemeliharaan 1 sampai dengan 3 bulan lebih menguntungkan karena untuk kolam yang memiliki luas yang sama dapat menampung bibit 4 kali lebih banyak dibandingkan umur pemeliharaan 1 sampai dengan 6 bulan dan 4 sampai dengan 6 bulan.
Sehubungan dengan hal di atas maka untuk petani sifana disarankan agar berkonsentrasi pada pola panen 4-6 bulan, karena selain risiko kematian ikan yang lebih kecil juga sebagai penampung / pasar baru bagi petani yang menanam ikan patin dengan pola panen 1-3 bulan. Selain itu perlu juga dikembangankan produk makanan olahan yang berbahan baku ikan patin dan diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai prospek pasar dari ikan patin, terutama untuk pasar ikan patin dengan pola panen 1-3 bulan.
Hasil
Perkembangan gonad dapat dibagi dalam lima tahap, yakni tahap 1 (kromatin nukleolar dan perinukleolar) diameter oosit < 125 μm , tahap 2 (vesikula kuning telur dan alveoli korteks) diameter oosit 125 � 500 μm, tahap 3 (granula kuning telur) diameter oosit 800 � 1550 μm, tahap 4 (migrasi nukleus dan hidrasi) diameter oosit 1250 - 1625 μm, dan tahap 5 (atresis) diameter oosit 300 � 1500 μm ooplasma tampak buram dan transparan. Derajat penetasan telur patin nasutus pada uji coba ini berkisar 44,16 � 76,69% dengan lama inkubasi 22 - 25 jam. Ukuran panjang total larva yang baru menetas berkisar 3700 � 4200 μm dan pada saat berumur 10 hari panjang larva mencapai 11130 - 22000 μm. Perkembangan oosit ikan patin nasutus bersifat group synchronism, yakni kelompok oosit matang yang segera dikeluarkan pada saat pemijahan dan kelompok oosit stok yang belum berkuning telur, berukuran kecil yang merupakan telur cadangan untuk proses pemijahan berikutnya.
Patin nasutus betina cukup potensial dan prospektif dari aspek produktivitas (dalam rangka produksi massalnya) sebagai komoditas andalan baru perikanan budidaya..
Nama anggota kelompok :
BalasHapus-Shirley Halim
-Dani Hartopo
-Colleen Tania
-Ira Natasya
-Shyntia Caroline
Kelas : XC
Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkembang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan Patin Siam hanya bisa dilakukan secara buatan atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik (induce breeding).
Di setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish. Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau lele bangkok (Jawa), dan ikan juara (Sumatra dan Kalimantan).
Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan gonad ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Pematangan di bak tembok... See More
pematangan gonad ikan patin juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 8 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 50 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi induk ikan patin dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih. Usahakan saat seleksi mengangkap ikan lebih dari satu, sebagai cadangan.
Pemberokan
Pemberokan induk patin dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air bersih setinggi 40 – 50; masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan mengalir selama pemberokan. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan.
Penyuntikan dengan ovaprim
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,2 ml/kg induk jantan.
Penyuntikan dengan hypopisa
Penyuntikan bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas.
Nama anggota kelompok :
BalasHapus-Shirley Halim
-Dani Hartopo
-Colleen Tania
-Ira Natasya
-Shyntia Caroline
Kelas : XC
LANJUTAN :
Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 – 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,6 ml/kg induk jantan.
Pengambilan sperma
Pengambilan sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.
Nama anggota kelompok :
BalasHapus-Shirley Halim
-Dani Hartopo
-Colleen Tania
-Ira Natasya
-Shyntia Caroline
Kelas : XC
LANJUTAN :
Pengeluaran telur
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
Penetasan di akuarium
Penetasan telur ikan patin dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri pakan berupa naupli artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh dengan menggunakan gayung plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.
Pendederan I di kolam ... See More
Pendederan I ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan I di bak tembok
Pendederan I ikan patin bisa juga dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan bak tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m; keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang tidak termakan; panen setelah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut dengan ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.
Nama anggota kelompok :
BalasHapus-Shirley Halim
-Dani Hartopo
-Colleen Tania
-Ira Natasya
-Shyntia Caroline
Kelas : XC
LANJUTAN :
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis pertama
Pembesaan ikan patin bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendedera III yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis kedua
Pembesaan ikan bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan. Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan 200 kg benih hasil pendederan III yang sudah diseleksi; selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan, tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan setelah 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 - 500 kg.
Nama : Yohanes
BalasHapusKelas : XB
BUDIDAYA IKAN PATIN
Pembenihan Ikan Patin (pangasius
pangasius)
1. PENDAHULUAN
Ikan Patin (pangasius pangasius)
merupakan ikan air tawar yang berukuran
besar dan bernilai ekonomis penting
sebagai ikan konsumsi. Sejak beberapa
tahun terakhir ini budidaya ikan Patin ini
cukup berkembang pesat.
Dalam budidaya Ikan Patin terdapat
beberapa sub-system kegiatan, yaitu ;
pembenihan, pendederan dan pembesaran.
Kegiatan pembenihan merupakan kegiatan
awal dari seluruh kegiatan budidaya
perikanan.
Permintaan akan benih/larva Patin oleh
pembudidaya meningkat. Benih Patin larva
selama ini diproduksi oleh UPR serta panti-
panti benih milik pemerintah.
Sejalan dengan hal tersebut, di Balai
Pengembangan Budidaya Perikanan Air
Tawar telah dilakukan kegiatan
pembenihan Patin secara intensif yang
dilakukan di ruang tertutup dengan sistem
resirkulasi air.
2. MANAJEMEN INDUK
Induk dari lkan Patin yang sehat dan tidak
cacat dengan ukuran minimal 3 kg dan
umurnya lebih dari 2,5 tahun untuk betina,
sedangkan untuk Induk jantan berumur 1,5
tahun dengan bobot 2 kg.
Induk dipelihara di kolam berukuran 30 x 20 x 1,5 m dengan kepadatan 1 kg/m2.
Pakan yang diberikan berupa pellet dengan
kadar protein minimal 28% sebanyak 2 -
3% dari biomas/hari.
Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2
kali/hari pada pagi dan sore hari.
3. SELEKSI INDUK
Pengecekan tingkat pematangan gonad
induk dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
A. Induk Betina.
Bagian perutnya terlihat membuncit dan
lunak, serta daerah sekitar lubang
genitalnya berwarna kemerahan.
B. Induk Jantan.
Bagian perut terlihat biasa, bentuk alat
kelamin menonjol, bila dipijit bagian perut
kearah lubang genitalnya akan
mengeluarkan cairan sperma berwarna
putih susu
4. PEMBENIHAN IKAN PATIN.
A. Pengecekan telur dengan menggunakan
kateter.
■ telur berbentuk bulat, besar, kental dan
berwarna putih kekuning-kuningan;
■ Induk jantan kulit perut lembek dan tipis
serta alat kelamin membengkak berwarna
merah tua.
B. Penyuntikan Induk.
■ Penyuntikan pertama, induk betina
dengan. HCG 500 lu/kg + Aquades 2 CC;
■ Induk disimpan dalam -waring atau bak
selama kurang lebih 24 jam;
■ Penyuntikan kedua, induk betina dengan
Ovaprim 0,6 cc/kg, induk jantan dengan
Ovaprim 0,3 cc/kg + Aquades sedikit,
■ Induk disimpan dalam waring atau bak
selama 8 -15 jam.
C. Striping dan Pembuahan Buatan.
• Striping induk betina, telur ditampung
dalam wadah baskom;
• Campurkan sperma ke dalam baskom
dengan cara mengurut bagian perut induk
jantan;
Tambahkan larutan NaCI sedikit-demi
sedikit sambil diaduk dengan
menggunakan bulu ayam sampai sperma
bercampur dengan seluruh butir telur;
■ Setelah telur dibuahi kemudian telur
dibilas dengan air bersih dengan tujuan
menghilangkan lendir;
• Kemudian dicampur dengan larutan
tanah/lempung yang sudah disterilkan
dengan perbandingan 1 kg tanah : 2 liter
air;
■ Telur dibilas dengan air bersih sampai
telur benar-benar bersih seperti semula;
■ Telur Patin telah siap ditetaskan.;
• Telur akan menetas setelah 18 - 24 jam;
• Larva dipanen dengan menggunakan sair,
ditampung dalam wadah penampungan
yang dilengkapi aerasi;
■ Daya tetas telu 70 - 90%;
■ Produksi 200.000 - 300.000 ekor/3 ekor
induk.
D. Penetasan Telur Sistem Resirkulasi,
Keuntungan Penetasan Sistem Resirkulasi.
■ Lebih praktis;
■ Tidak memerlukan tempat yang luas;
■ Daya tetas telur meningkat.
Nama anggota kelompok :
BalasHapus-Evan Satria
-Makarios Agung
-Rafael Sebastian
-Maitreya Santoso
-Erwin William
XC
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai
berikut:
• Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter
air bersih).
• Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit
demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
• Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
• Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan
diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm
selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti
KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
• Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya. Pengemasan benih
harus dapat menjamin keselamatan benih selama pengangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan benih ikan patin yaitu:
• Sediakan kantong plastik sesuai kebutuhan. Setiap kantong dibuat rangkap untuk
menghindari kebocoran. Sediakan karet gelang untuk simpul sederhana. Masingmasing
kantong diisi air sumur yang telah diaerasi selama 24 jam.
• Benih ikan yang telah dipuasakan selama 18 jam ditangkap dengan serokan halus
kemudian dimasukan kedalam kantong plastik tadi.
• Satu persatu kantong diisi dengan oksigen murni (perbandingan air:oksigen = 1:2).
Setelah itu segera diikat dengan karet gelang rangkap.
• Kantong-kantong plastik berisi benih dimasukkan kedalam kardus.
• Lama pengangkutan. Benih ikan patin dapat diangkut selama 10 jam dengan tingkat
kelangsungan hidup mencapai 98,67%. Jika jarak yang hendak ditempuh memerlukan
waktu yang lama maka satu- satunya cara untuk menjamin agar ikan tersebut
selamat adalah dengan mengurangi jumlah benih ikan di dalam setiap kantong plastik.
Berdasarkan penelitian terbukti bahwa benih patin masih aman diangkut selama 14 jam
dengan kapadatan 300 ekor per liter.
8.INDUSTRI
Ikan patin sangkar dijual pada harga RM14 sekilo disekitar daerah Temerloh dan daerah Bera dan Ikan patin sungai harganya boleh mencecah RM180 sekilo.[1]
9.PENYEBARAN BUDI DAYA IKAN PATIN JAMBAL DI PROVNSI JAMBI TAHUN ANGARAN 2008
I. Tahun 2006 anggaran APBN
1. Kabupaten Muara Jambi 90 keramba
Desa Pematang Jering 90 keramba
2. Kabupaten Batang Hari 16 keramba
Desa Senaning 8 keramba
Desa Kuap 8 keramba
II. Tahun 2007 anggaran dari APBD I
1. Kota Jambi 100 keramba
Desa Buluran 100 keramba
2. Kabupaten Muara Jambi 1000 keramba
a. Desa Muara Pijoan 50 keramba
b. Desa Sungai Duren 350 keramba
c. Desa Mendalo Laut 100 keramba
d. Desa Sarang Burung 100 keramba
e. Desa Tunas Mudo 200 keramba
f. Desa Sekernan 100 keramba
g. Desa Berembang 100 Keramba
3. Kabupatan Batang Hari 9000 keramba
a. Desa Sungai Baung 100 keramba
b. Desa Rantau Puri 100 keramba
c. Desa Senaning 50 keramba
d. Desa Kuap 100 keramba
e. Desa Lopak Aur 350 keramba
f. Desa Teluk Ketapang 50 keramba
g. Desa Teluk 50 keramba
h. Desa Kubu Kandang 100 keramba
CATATAN : 1 keramba ukuran Panjang 4 meter, Lebar 3 meter, Dalam 2 meter
Nama anggota kelompok:Norman Chandra
BalasHapusKelvin Pranata
Kelas :XF
PEMBENIHAN IKAN PATIN
(pangasius pangasius)
1. PENDAHULUAN
Ikan Patin (pangasius pangasius) merupakan ikan air tawar yang berukuran besar dan bernilai ekonomis penting
sebagai ikan konsumsi.
Sejak beberapa tahun terakhir ini budidaya ikan Patin ini cukup berkembang pesat.
Dalam budidaya Ikan Patin terdapat beberapa sub-system kegiatan, yaitu ; pembenihan, pendederan dan pembesaran.
Kegiatan pembenihan merupakan kegiatan awal dari seluruh kegiatan budidaya perikanan.
Permintaan akan benih/larva Patin oleh pembudidaya meningkat.
Benih Patin larva selama ini diproduksi oleh UPR serta panti-panti benih milik pemerintah.
Sejalan dengan hal tersebut, di Balai Pengembangan Budidaya Perikanan Air Tawar telah dilakukan kegiatan pembenihan
Patin secara intensif yang dilakukan di ruang tertutup dengan sistem resirkulasi air.
2. MANAJEMEN INDUK
Induk dari lkan Patin yang sehat dan tidak cacat dengan ukuran minimal 3 kg dan umurnya lebih dari 2,5 tahun untuk betina,
sedangkan untuk Induk jantan berumur 1,5 tahun dengan bobot 2 kg.Induk dipelihara di kolam berukuran 30 x 20 x 1,5 m
dengan kepadatan 1 kg/m2.
Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kadar protein minimal 28% sebanyak 2 - 3% dari biomas/hari.
Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 kali/hari pada pagi dan sore hari.
3. SELEKSI INDUK
Pengecekan tingkat pematangan gonad induk dilakukan dengan cara sebagai berikut :
A. Induk Betina.
Bagian perutnya terlihat membuncit dan lunak, serta daerah sekitar lubang genitalnya berwarna kemerahan.
B. Induk Jantan.
Bagian perut terlihat biasa, bentuk alat kelamin menonjol, bila dipijit bagian perut kearah lubang genitalnya akan mengeluarkan cairan sperma berwarna putih susu
4. PEMBENIHAN IKAN PATIN.
A. Pengecekan telur dengan menggunakan kateter.
■ telur berbentuk bulat, besar, kental dan berwarna putih kekuning-kuningan;
■ Induk jantan kulit perut lembek dan tipis serta alat kelamin membengkak berwarna merah tua.
B. Penyuntikan Induk.
■ Penyuntikan pertama, induk betina dengan. HCG 500 lu/kg + Aquades 2 CC;
■ Induk disimpan dalam -waring atau bak selama kurang lebih 24 jam;
■ Penyuntikan kedua, induk betina dengan Ovaprim 0,6 cc/kg, induk jantan dengan Ovaprim 0,3 cc/kg + Aquades sedikit,
■ Induk disimpan dalam waring atau bak selama 8 -15 jam.
C. Striping dan Pembuahan Buatan.
• Striping induk betina, telur ditampung dalam wadah baskom;
• Campurkan sperma ke dalam baskom dengan cara mengurut bagian perut induk jantan;
Tambahkan larutan NaCI sedikit-demi sedikit sambil diaduk dengan menggunakan bulu ayam sampai sperma bercampur dengan
seluruh butir telur;
■ Setelah telur dibuahi kemudian telur dibilas dengan air bersih dengan tujuan menghilangkan lendir;
• Kemudian dicampur dengan larutan tanah/lempung yang sudah disterilkan dengan perbandingan 1 kg tanah : 2 liter air;
■ Telur dibilas dengan air bersih sampai telur benar-benar bersih seperti semula;
■ Telur Patin telah siap ditetaskan.;
• Telur akan menetas setelah 18 - 24 jam;
• Larva dipanen dengan menggunakan sair, ditampung dalam wadah penampungan yang dilengkapi aerasi;
■ Daya tetas telu 70 - 90%;
■ Produksi 200.000 - 300.000 ekor/3 ekor induk.
D. Penetasan Telur Sistem Resirkulasi, Keuntungan Penetasan Sistem Resirkulasi.
■ Lebih praktis;
■ Tidakmemerlukan tempat yang luas;
■ Daya tetas telur meningkat.
Nama Anggota : 1. Lia Sparingga
BalasHapus2. Jesica
3. Novrica
4. Valentine
Kelas : XB
Patin merupakan salah satu jenis ikan dari kelompok lele-lelean. Panjang patin dewasa mencapai 120 cm. Ukuran tubuh seperti ini merupakan ukuran tubuh yang tergolong besar bagi ikan jenis lele-lelean. Bentuk tubuhnya memanjang dengan warna dominan putih berkilauan seperti perak dan dibagian pungungnya berwarna kebiruan. Kilau warna keperkan tubuhnya sangat cemerlang ketika masih kecil, sehingga banyak orang yang memeliharanya di akuairum sebagai ikan hias. Warna keperakan ini akan semakin memudar setelah patin semakin besar.
Sama seperti ikan lele-lelean lainnya, patin tidak memiliki sisik alias bertubuh licin. Bentuk kepalanya relatif kecil. Mulutnya terletak di ujung kepala sebelah bawah. Di sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis yang berfungsi sebagai alat pencari pakan dan alat peraba saat berenang. Di bagian punggungnya terdapat sirip dengan sebuah jari-jari keras yang dapat berubah menjadi patil. jari-jari lunaknya berjumlah 6-7 buah.
bentuk sirip ekornya simetris bercagak. Di sirip dada terdapat 12-13 jari – jari lunak dan satu buah jari-jari keras yang berfungsi sebagai patil. Sirip duburnya panjang, terdiri dari 30-33 jari-jari lunak. Sementara itu, di sirip perut terdapat 6 jari-jari lunak.
Syarat Hidup dan Kebiasaan Hidup
Patin sangat toleran terhadap derajat keasaman (pH) air. Ikan ini dapat bertahan hidup di perairan dengan derajat keasamaan yang agak asam (pH rendah) sampai di perairan yang basa (pH tinggi) dengan pH 5-9. Kandungan oksigen (02) terlarut yang dibutuhkan bagi kehidupan patin adalah 3-6 ppm. Kadar karbondioksida (CO2) yang bisa ditoleran adalah 9-20 ppm. Tingkat alkalinitas yang dibutuhkan 80-250 ppm. Sementara itu, suhu air yang optimal untuk pertumbuhan patin adalah 28-30° C.
Di habitat aslinya, ikan ini selalu bersembunyi di dalam lubang-lubang. Sebagai ikan nokturnal (aktif pada malam hari), patin baru keluar dari liang persembunyiannya ketika hari mulai gelap. Kebiasaan lain, ikan ini lebih banyak menetap di dasar- perairan daripada muncul di permukaan air. Karena itu, patin digolongkan sebagai ikan dasar perairan (demersal). Hal ini dapat dibuktikan dari bentuk mulutnya yang melebar seperti mulut ikan-ikan demersal pada umumnya.
Secara alami,pakan patin di alam bebas berupa ikan-ikan kecil,cacing, detritus (mikroba pengurai di dasar perairan), serangga, udang-udangan, moluska, dan biji-bijian. Berdasarkan jenis pakannya yang beragam tersebut, patin dikategorikan sebagai ikan pemakan segala (omnivora).
Ketersediaan benih patin dari alam biasa diperoleh pada akhir musim hujan. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa ikan ini memijah sepanjang musim hujan (November—Maret). Alat yang digunakan untuk menangkap benih patin berupa seser atau jala. Penangkapannya biasa dilakukan pada waktu menjelang subuh, saat benih-benih patin berenang bergerombol di permukaan air.
Sedikitnya terdapat dua jenis patin yang populer dan banyak dipelihara di kolam budi daya, yaitu patin lokal dan patin siam. Berikut ini klasifikasi dari setiap jenis patin tersebut.
— Patin Siam
Phyllum: Chordata
Kelas: Pisces
Ordo: Siluriformes
Subordo : Siluroidea
Famili : Pangasiidae
Genus : Periopthalmus
Species : Periopthalmus sutchi, atau Pangasius sutchi, atau Pangasius hypothalmus.
Nama Asing : thai catfish, stripped catfish
Nama Lokal : patin bangkok, lele bangkok, jambal siam— Patin jambal
Phyllum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Siluriformes
Sub-ordo : Siluroidea
Famili : Pangasiidae
Genus : Pangasius
Species : Pangasius djambal, atau Pangasius pongosius, atau Pangasius spp_
Nama Asing : schilbeid catfish
Nama Lokal : patin jambal, patin kipar
Pembenihan Ikan Patin (pangasius pangasius)
PEMBENIHAN IKAN PATIN
(pangasius pangasius)
Lanjutan
BalasHapus1. PENDAHULUAN
Ikan Patin (pangasius pangasius) merupakan. ikan air tawar yang berukuran besar dan bernilai ekonomis penting sebagai ikan konsumsi. Sejak beberapa tahun terakhir ini budidaya ikan Patin ini cukup berkembang pesat.
Dalam budidaya Ikan Patin terdapat beberapa sub-system kegiatan, yaitu ; pembenihan, pendederan dan pembesaran. Kegiatan pembenihan merupakan kegiatan awal dari seluruh kegiatan budidaya perikanan.
Permintaan akan benih/larva Patin oleh pembudidaya meningkat. Benih Patin larva selama ini diproduksi oleh UPR serta panti-panti benih milik pemerintah.
Sejalan dengan hal tersebut, di Balai Pengembangan Budidaya Perikanan Air Tawar telah dilakukan kegiatan pembenihan Patin secara intensif yang dilakukan di ruang tertutup dengan sistem resirkulasi air.
2. MANAJEMEN INDUK
Induk dari lkan Patin yang sehat dan tidak cacat dengan ukuran minimal 3 kg dan umurnya lebih dari 2,5 tahun untuk betina, sedangkan untuk Induk jantan berumur 1,5 tahun dengan bobot 2 kg.
Induk dipelihara di kolam berukuran 30 x 20 x 1,5 m dengan kepadatan 1 kg/m2. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kadar protein minimal 28% sebanyak 2 - 3% dari biomas/hari.
Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 kali/hari pada pagi dan sore hari.
3. SELEKSI INDUK
Pengecekan tingkat pematangan gonad induk dilakukan dengan cara sebagai berikut :
A. Induk Betina.
Bagian perutnya terlihat membuncit dan lunak, serta daerah sekitar lubang genitalnya berwarna kemerahan.
B. Induk Jantan.
Bagian perut terlihat biasa, bentuk alat kelamin menonjol, bila dipijit bagian perut kearah lubang genitalnya akan mengeluarkan cairan sperma berwarna putih susu
Lanjutan Part 2
BalasHapus4. PEMBENIHAN IKAN PATIN.
A. Pengecekan telur dengan menggunakan kateter.
■ telur berbentuk bulat, besar, kental dan berwarna putih kekuning-kuningan;
■ Induk jantan kulit perut lembek dan tipis serta alat kelamin membengkak berwarna merah tua.
B. Penyuntikan Induk.
■ Penyuntikan pertama, induk betina dengan. HCG 500 lu/kg + Aquades 2 CC;
■ Induk disimpan dalam -waring atau bak selama kurang lebih 24 jam;
■ Penyuntikan kedua, induk betina dengan Ovaprim 0,6 cc/kg, induk jantan dengan Ovaprim 0,3 cc/kg + Aquades sedikit,
■ Induk disimpan dalam waring atau bak selama 8 -15 jam.
C. Striping dan Pembuahan Buatan.
• Striping induk betina, telur ditampung dalam wadah baskom;
• Campurkan sperma ke dalam baskom dengan cara mengurut bagian perut induk jantan;
Tambahkan larutan NaCI sedikit-demi sedikit sambil diaduk dengan menggunakan bulu ayam sampai sperma bercampur dengan seluruh butir telur;
■ Setelah telur dibuahi kemudian telur dibilas dengan air bersih dengan tujuan menghilangkan lendir;
• Kemudian dicampur dengan larutan tanah/lempung yang sudah disterilkan dengan perbandingan 1 kg tanah : 2 liter air;
■ Telur dibilas dengan air bersih sampai telur benar-benar bersih seperti semula;
■ Telur Patin telah siap ditetaskan.;
• Telur akan menetas setelah 18 - 24 jam;
• Larva dipanen dengan menggunakan sair, ditampung dalam wadah penampungan yang dilengkapi aerasi;
■ Daya tetas telur 70 - 90%;
■ Produksi 200.000 - 300.000 ekor/3 ekor induk.
D. Penetasan Telur Sistem Resirkulasi, Keuntungan Penetasan Sistem Resirkulasi.
■ Lebih praktis;
■ Tidakmemerlukan tempat yang luas;
■ Daya tetas telur meningkat.
MANFAAT
1. Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2. Sebagai ikan hias.
SENTRA PERIKANAN
Penangkaran ikan patin banyak terdapat di Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat,
Kalimantan.
Lanjutan part 3
BalasHapusPANEN
1. Penangkapan
Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan
mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian
bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan
terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap
mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.
2. Pembersihan
Ikan patin yang dipelihara dalam hampang dapat dipanen setelah 6 bulan. Untuk
melihat hasil yang diperoleh, dari benih yang ditebarkan pada waktu awal dengan
berat 8-12 gram/ekor, setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor.
Pemungutan hasil dapat dilakukan dengan menggunakan jala sebanyak 2-3 buah dan
tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2-3 orang. Ikan yang ditangkap dimasukkan
kedalam wadah yang telah disiapkan.
PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan patin dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup
maupun ikan segar.
1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan
hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam
keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
1. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2. Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu
diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak
dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan
daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan
seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak
maksimum 50 cm.
4. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan
jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian
ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi
dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga
antara ikan dengan penutup kotak.
3. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai
berikut:
1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak
cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik
(sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan
penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air
sumur yang telah diaerasi semalam.
3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan
aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m
atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat
menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5
cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran
benihnya.
mengatakan...
BalasHapusAnggota Kelompok:
1.Dicky Kalsen
2.Caraka Krisna
3.Felix Hansel
4.Wendy
5.Yoseph
XE
BUDIDAYA IKAN PATIN
( Pangasius pangasius )
SEJARAH SINGKAT
Ikan patin merupakan jenis
ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patindikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jualyang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dandiminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan ini cukupresponsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan,dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagaikeluarga Pangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk“membongsorkan“ tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengankandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkanikan ini.
Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih sepertiperak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulutterletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongancatfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yangberfungsi sebagai peraba
SENTRA PERIKANAN
Penangkaran ikan patin banyak terdapat di Lampung, Sumatera Selatan, JawaBarat, Kalimantan
JENIS
Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut:Ordo:Ostarioplaysi.Subordo:Siluriodea.Famili:Pangasidae.Genus:Pangasius.Spesies:
Pangasius pangasius
Ham. Buch.
Kerabat patin di Indonesia terdapat cukup banyak, diantaranya:a)Pangasius polyuranodo (ikan juaro)b)Pangasius macronemac)Pangasius micronemusd)Pangasius nasutuse)Pangasius nieuwenhuisii
MANFAAT
1)Sebagai sumber penyediaan protein hewani.2)Sebagai ikan hias.
Kelas : XA
BalasHapusNama kelompok :
Sheila K
Jessica
Rendy
Hewan air pada sungai batanghari...
Sungai terpanjang di Sumatera, Sungai Batang Hari, terdapat di Jambi. Air
Sungai Batang Hari berasal dari mata air Gunung Rasam (2.585) yang berada di
wilayah Sumatera Barat. Dari pegunungan tersebut air mengalir turun hingga
membentuk Sungai Batang Hari yang berliku-liku seperti ular sejauh 800 Km menuju
ke pantai timur dan kemudian membuang air sungai itu ke Selat Malaka.
berita...
Heboh! Ikan Pari Raksasa Ditemukan di Sungai Batanghari
Warga Desa Kubu Kandang, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Jambi, heboh, Jumat (14/11). Mereka dikejutkan dengan temuan ikan pari selebar dua meter dan bobot 200 kilogram.
Temuan ini tergolong langka. Sebab selama ini tak pernah ada nelayan di desa itu yang menemukan ikan laut di Sungai Batanghari. Tak heran kalau ikan pari itu ramai jadi tontonan warga.
Adalah Aswan yang pertama kali mendapati pari raksasa itu. Saat ditemukan ikan pari terperangkap jaring. Menurut Aswan, ikan ini akan dipelihara untuk kemudian dikomersilkan.
Ikan pari ini jauh lebih besar dibanding yang berhasil ditangkap di Thailand beberapa waktu lalu yakni, 146 kilogram..
Ian Welch, seorang periset asal Inggris dan ke-empat rekannya berhasil menangkap ikan pari raksasa tersebut setelah 'bertarung' selama 45 menit dengannya.
Ikan pari itu memiliki panjang 4,26 meter dari ujung hidung hingga ujung ekor dan lebar sekitar 1,8 meter.
Ian dkk menangkap ikan pari tersebut di sungai Maeklong, Thailand dan melepaskannya kembali setelah melakukan penelitian.
"Saya hanya tak bisa percaya bahwa seekor ikan pari berukuran raksasa seperti itu benar-benar eksis." -Ian Welch-
Doktor biologi air tawar itu yakin masih ada ikan pari dengan ukuran lebih besar hidup di sungai tersebut. Ia juga mengatakan bahwa spesies ikan pari mungkin akan dinobatkan menjadi ikan air tawar terbesar di seluruh dunia.
Disepanjang perjalanan menelusuri sungai batang hari, tidak banyak yang dapat dilihat. Sesekali kalau beruntung, kita dapat melihat hewan-hewan langka dihutan disepanjang sungai batanghari, kadang ada biawak ditepi sungai.
Nama anggota kelompok :
BalasHapus1. Chandy Ophelia
2. Davin Wijaya
3. MArshella Synthia
4. Stevany
5. Zena Davina
Kelas : X E
Pembahasan : Budidaya ikan patin
Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkembang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan Patin Siam hanya bisa dilakukan secara buatan atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik (induce breeding).
Di setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish. Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau lele bangkok (Jawa), dan ikan juara (Sumatra dan Kalimantan).
Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan gonad ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Pematangan di bak tembok
Pematangan gonad ikan patin juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 8 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 50 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi induk ikan patin dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih. Usahakan saat seleksi mengangkap ikan lebih dari satu, sebagai cadangan.
Pemberokan
Pemberokan induk patin dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air bersih setinggi 40 – 50; masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan mengalir selama pemberokan. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan.
Penyuntikan dengan ovaprim
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,2 ml/kg induk jantan.
Nama anggota kelompok :
BalasHapus1. Chandy Ophelia
2. Davin Wijaya
3. Marshella Synthia
4. Stevany
5. Zena Davina
Kelas : X E
Pembahasan : Lanjutan budidaya ikan patin
Penyuntikan dengan hypopisa
Penyuntikan bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 – 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,6 ml/kg induk jantan.
Pengambilan sperma
Pengambilan sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.
Pengeluaran telur
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
Penetasan di akuarium
Penetasan telur ikan patin dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri pakan berupa naupli artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh dengan menggunakan gayung plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.
Pendederan I di kolam
Pendederan I ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Nama anggota kelompok :
BalasHapus1. Chandy Ophelia
2. Davin Wijaya
3. Marshella Synthia
4. Stevany
5. Zena Davina
Kelas : X E
Pembahasan : Lanjutan budidaya ikan patin
Pendederan I di bak tembok
Pendederan I ikan patin bisa juga dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan bak tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m; keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang tidak termakan; panen setelah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut dengan ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis pertama
Pembesaan ikan patin bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendedera III yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis kedua
Pembesaan ikan bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan. Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan 200 kg benih hasil pendederan III yang sudah diseleksi; selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan, tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan setelah 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 - 500 kg.
Nama anggota kelompok :
BalasHapus1. Chandy Ophelia
2. Davin Wijaya
3. Marshella Synthia
4. Stevany
5. Zena Davina
Kelas : X E
Pembahasan : Lanjutan budidaya ikan patin
Gambar ikan patin imutt